Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar pengembangan sektor pariwisata dilakukan dengan memperhatikan segala aspek pendukung secara detail.
Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat berbicara di acara Kompas 100 CEO Forum di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Kamis.
Menurut dia, hal-hal detail sekecil apapun harus benar-benar diperhatikan para jajarannya dalam pengembangan pariwisata.
"Wisata yang baik mulai dari ketibaan sampai dengan kepulangan. Ini menyangkut semua aspek termasuk aspek konektivitas, mobile internet 3G dan 4G, sampai kebersihan. Selalu saya sampaikan kepada menteri hal-hal seperti ini kita bekerjanya harus detail," katanya.
Ia menegaskan formula keberhasilan destinasi wisata juga terletak pada konektivitas.
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi menegaskan bahwa dirinya telah menginstruksikan kepada kementerian terkait untuk segera membenahi hal-hal tersebut. Promosi pun disebutnya juga sedang digalakkan secara besar-besaran.
Tercatat saat ini branding Wonderful Indonesia dipasang di berbagai media digital seperti Google, Trip Advisor, Baidu, CTrip, dan lainnya.
Selain itu juga di jaringan TV internasional, seperti CNN Travel, CCTV China, BBC, Discovery Channel, CNBC, NHK, Astro, Aljazeera, dan lainnya.
Bahkan beberapa juga di media luar ruang seperti yang menempel di bus pariwisata di Paris saat Piala Eropa (Euro Cup) sedang berlangsung.
Lalu 400 black cab taxi London, bus double decker London, semua bus stop di Singapura, MRT dan Ferry Penyeberangan Singapura-Batam, semua dibungkus Brand Wonderful Indonesia.
Menurut dia, selain persoalan pemasaran, Presiden juga memahami bahwa kunci utama dari sebuah perjalanan wisata ialah pengalaman yang didapatkan para wisatawan.
"Ini tidak pernah kita kemas dengan baik, tidak pernah ditarik positioning-nya di mana, tidak pernah jelas diferensiasinya seperti apa, tidak pernah kita mem-brand setiap lokasi-lokasi itu seperti apa," kata Presiden Jokowi.
Sektor pariwisata, kata Presiden Jokowi, Indonesia memiliki potensi kekuatan atraksi yang besar sehingga seharusnya bisa dikembangkan sebagai daya tarik bagi wisatawan.
Namun faktanya, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara jauh tertinggal tercatat pada 2015 memang naik 10,3 persen atau 10,4 juta wisman tapi faktanya masih kalah dari Malaysia yang sudah dikunjungi 25 juta wisman dan Thailand 30 juta wisman.
Presiden tetap optimistis Indonesia mampu meraih sejumlah capaian positif di saat lesunya ekonomi dunia.
Dan pariwisata dianggap bisa menjadi andalan kekuatan Indonesia di pentas dunia.
Hadir mendampingi Presiden dalam acara tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Presiden menyebut, dalam situasi sesulit apapun, semua pihak harus optimis bahwa Indonesia akan dapat menjadi lebih baik.
"Saya ingin menyampaikan satu kata, yaitu optimisme. Jangan sampai kita kehilangan satu kata tadi, saya sampaikan meskipun faktor-faktor eksternal tidak mendukung ke arah sana," ujarnya.
Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016