London (ANTARA News) - Pernik persiapan dan aneka pemecahan masalah kini seakan mengunci dua negara yang terpilih menjadi tuan rumah penyelenggaraan Euro 2012.
Baik Polandia maupun Ukraina "tersodok" oleh keputusan yang diambil di Cardiff pada Rabu lalu. Keduanya menyingkirkan Italia yang dijagokan oleh banyak kalangan untuk menjadi tuan rumah perhelatan sepak bola Eropa itu.
Keputusan dari komite eksekutif UEFA itu seakan membuka mata sejumlah negara bahwa angin perubahan telah bertiup dalam sepak bola Eropa.
"Kekalahan" Italia agaknya bukan hal yang mencengangkan atau menyimpan permainan akal bulus dari sejumlah elite di tubuh UEFA. Dua bulan lalu, kantor pusat UEFA di Nyon mengeluarkan sinyal bahwa segala kemungkinan dapat terjadi.
"Lepas dari suka atau tidak suka, angin perubahan akan berhembus di benua ini. Kesadaran nasional telah bertumbuh. Ini merupakan fakta politik," kata Perdana Menteri Inggris tahun 1960 Harold Macmillan.
Perkataan Macmillan jadi kenyataan. Angin perubahan bertiup dalam sepakbola Eropa dengan terpilihnya dua negara yang terbilang bukan favorit.
Siapa peniup angin perubahan? Presiden UEFA Michel Platini disebut-sebut sebagai sosok yang berperan dalam pengambilan suara. Ia memutus rantai dominasi satu negara.
Meski ia pernah bermain untuk klub Juventus, ia tidak serta merta menjatuhkan pilihan pada Italia.
Platini menginginkan semangat egaliter mewarnai sepakbola Eropa. Ia berharap para pecandu sepakbola di Polandia, Republik Ceko dan Rumania dapat menyaksikan aksi sejumlah pemain bintang kelas dunia dari daratan Eropa.
Platini berharap sepakbola di negara-negara Eropa Timur dapat berlangsung semarak dengan penunjukan Polandia dan Ukraina. Keputusan UEFA itu bukan tanpa alasan.
Pelatih timnas Polandia berkebangsaan Belanda, Leo Beenhakker menilai keputusan UEFA itu tepat. Tinggal sekarang menunggu pembuktian dari kedua negara untuk menyelenggarakan Euro 2012, demikian Reuters.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007