Banda Aceh (ANTARA News) - Seorang pekerja bangunan asal Brebes Jawa Tengah, Taryani (47) menemukan ratusan mortir saat menggali pondasi rumah di lingkungan Krueng Doy Desa Punge Blang Cut Kecamatan Jaya Baru Kota Banda Aceh, Jumat sekitar pukul 09.00 WIB. Menurut Taryani, mortir tersebut ditemukan saat menggali pondasi rumah bantuan untuk korban tsunami milik Suharli. Mortir dalam kondisi berkarat itu ditemukan dalam sebuah kotak besi yang sudah rusak. Kapolsek Jaya Baru Ipda Pol Rizal Fahluvi mengatakan sebanyak 400 mortir dengan diameter 80 milimeter sebanyak 73 buah, 60 milimeter sebanyak 177 buah dan 150 buah berdiameter 40 milimeter dilaporkan telah ditemukan masyarakat. "Dari laporan masyarakat ditemukan sebanyak 400 buah mortir, dua di antaranya dengan diameter 40 milimeter dilaporkan masih aktif. Saat ini mortir itu akan dibawa ke Peldam Iskandar Muda (IM) untuk ditelusuri apakah masih aktif atau tidak," katanya. Dia mengatakan, bahan peledak itu belum diketahui tahun pembuatannya tetapi dilihat dari kondisi dan bentuknya diperkirakan mortir sisa jaman Jepang pada perang dunia ke II. "Dilihat dari bentuknya ini mortir lama, bukan peninggalan konflik," tambah Rizal. Penemuan bahan peledak oleh pekerja bangunan di Banda Aceh bukan pertama sekali terjadi. Sebelumnya Pada Selsa (10/4) Seorang pekerja galian pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Narsidi (40) menemukan sebuah mortir sisa perang dunia ketika menggali saluran pipa air di Desa Ateuk Munjeng Kecamatan Baiturrahman Kota Banda Aceh. Namun penemuan di Punge Blang Cut ini merupakan yang terbesar karena telah ditemukan ratusan mortir sisa perang dunia.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007