Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut kondisi Jakarta semakin sejuk dengan hadirnya Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) dari berbagai provinsi di Indonesia ke Kongres XVII Muslimat NU di Jakarta.
Presiden Jokowi saat membuka Kongres XVII Muslimat NU di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur, Kamis, mengatakan banyak orang yang menyampaikan sekarang ini Jakarta "panas", padahal sebetulnya menurut dia tidak panas hanya "hangat".
"Apalagi sekarang ibu-ibu Muslimat NU hadir di Jakarta semuanya menjadi sejuk, dingin kembali. Alhamdulillah," kata Presiden.
Pada kesempatan itu, Presiden menyampaikan dan berpesan kepada semua pihak agar menjaga dan merawat Jakarta bersama-sama sebagai ibu kota negara.
"Saya yang biasanya enggak pernah naik kuda saya bela-belain naik kuda agar Jakarta menjadi dingin kembali," katanya.
Presiden juga mengingatkan kemajemukan bangsa Indonesia agar tidak menjadi sumber perpecahan.
Ia menambahkan, bangsa Indonesia yang majemuk sangat beragam dengan 646 bahasa lokal, 1.128 suku, dan berbagai budaya.
"Satu suku saja bisa berkelahi, bisa berperang. Kita ini ada 1.128. Inilah yang perlu saya ingatkan kita jaga, kita rawat bersama," katanya.
Menurut Presiden, setiap ia datang ke berbagai kabupaten kecil di pulau-pulau terpencil maka ada begitu banyak perbedaan yang beragam yang memperkaya bangsa Indonesia.
Presiden mencontohkan, di Sumatera Utara ada salam khusus yang diucapkan setelah Assalamu alaikum, di Toba Mandailing diucapkan horas, dan lain-lain.
Itu baru di satu provinsi, padahal kata dia, di Indonesia ada 34 provinsi dengan 513 kabupaten dan kota.
"Saya sering diingatkan oleh Ibu Sinta Nuriyah mengenai keberagaman kemajemukan kita untuk berhati-hati, ini indah anugerah Allah yang harus kita jaga dan rawat," katanya.
Ia juga menyoroti tentang agama masyarakat yang juga berbeda-beda.
Oleh karena itu, Presiden mengingatkan seluruh lapisan masyarakat agar mereka yang mayoritas melindungi minoritas dan mereka yang minoritas menghargai mayoritas.
Presiden juga menggarisbawahi peran media sosial yang semakin dominan dalam kehidupan sehari-hari namun harus berhati-hati dalam menggunakannya.
"Kita ingatkan untuk menggunakan media sosial untuk kepentingan yang positif," kata Presiden.
Presiden membuka Kongres XIV Muslimat NU dengan memukul rebana diiringi salawat didampingi Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Ketua PBNU Said Aqil Siradj.
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016