New York (ANTARA News) - Kurs dolar Amerika Serikat melonjak ke tertinggi sejak Maret 2003, Rabu (Kamis pagi WIB), didukung laporan ekonomi positif Amerika Serikat yang menunjukkan perekonomian di jalur untuk tumbuh stabil, sehingga mereka memperkuat ekspektasi kenaikan suku bunga Fed bulan depan dan pada 2017.
Greenback juga naik tajam terhadap yen, meningkat ke tingkat tertinggi delapan bulan, dan menguat terhadap euro ke tingkat tertinggi dalam 19-bulan.
Sebuah rebound 0,4 persen dalam pesanan barang tahan lama AS bulan lalu setelah penurunan pada September dan klaim pengangguran AS yang solid di bawah 300.000 untuk 90 minggu berturut-turut, mendorong beberapa pandangan kenaikan suku bunga.
Sentimen konsumen AS juga meningkat bulan ini, menyusul terpilihnya Donald Trump sebagai presiden. Indeks sentimen konsumen naik menjadi 93,8, dengan keuntungan dicatat di antara semua pendapatan dan subkelompok usia di seluruh wilayah negara.
Pasar sekarang memperkirakan di probabilitas hampir 100 persen untuk kenaikan suku bunga Fed pada Desember, menurut CME FedWatch.
Risalah the Fed dari pertemuan kebijakan bulan ini yang dirilis pada Rabu, juga menunjukkan kenaikan suku bunga dalam waktu dekat.
"Kami telah memiliki data penting hari ini, semua mendukung ambang batas rendah diperlukan untuk menaikkan suku bunga," kata Marvin Loh, analis pasar saham global senior pada BNY Mellon di Boston.
"Kami berpikir segala sesuatunya berkurang dari sejumlah kengerian (dalam laporan ketegakerjaan AS minggu depan) akan memberikan semangat bagi Fed untuk bergerak. Sekalipun, hasilnya lemah dapat didiskon sebagai angka transisi untuk direvisi," tambahnya.
Pada akhir perdagangan, indeks dolar naik 0,6 persen menjadi
101,67, setelah sebelumnya melonjak ke tertinggi hampir 14-tahun di 101,90. Indeks telah naik lebih dari tiga persen sejak kemenangan Trump dua minggu yang lalu.
Investor berspekulasi dolar akan didukung oleh rencana Trump untuk stimulus fiskal, yang dapat mendorong Fed menaikkan suku bungha secepatnya daripada yang perkirakan, karena meningkatnya inflasi.
Sementara itu, yuan Tiongkok di luar negeri melemah 0,5 persen ke rekor terendah 6,9530 per dolar karena para pedagang bergulat dengan penguatan mata uang AS dan tanda-tanda akselerasi arus keluar modal setelah kemenangan Trump dalam pemilu AS.
Dolar naik 1,2 persen terhadap yen menjadi 112,51 menjelang libur Thanksgiving di AS pada Kamis. Dolar sebelumnya mencapai tertinggi delapan bulan di 112,97 yen.
Euro, sementara itu, terus menurun, melemah 0,7 persen di 1,0550 dolar, setelah sebelumnya menyentuh terendah 19-bulan.
Euro sedang menghadapi sejumlah risiko politik yang akan datang, termasuk referendum Italia dalam waktu kurang dari dua minggu serta Pemilu Prancis dan Jerman tahun depan, yang mungkin mendorong mata uang lebih rendah.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016