Moskow (ANTARA News) - Indonesia menyatakan minatnya untuk membangun tenaga nuklir terapung dengan Rusia, negara pertama di dunia yang mengembangkan teknologi pembangkit nuklir terapung tersebut. "Sebanyak 12 negara, antara lain Indonesia, Malaysia, dan Cina telah menyatakan ketertarikannya untuk berkerjasama dengan Rusia membangun pembangkit tenaga nuklir terapung," kata kantor berita Rusia, Ria Novosti, Jumat, mengutip para pejabat Badan Tenaga Nuklir Federal Rusia. Peneliti pembangkit nuklir Tatyana Sinitsyna menilai, pengembangan pembangkit nuklir terapung ini merupakan keajaiban dari teknologi terbaru Rusia karena sifatnya yang sangat mudah dipindah-pindah serta kemampuannya untuk beradaptasi di semua wilayah pantai yang menarik perhatian semua negara-negara maritim dan kepulauan. Rusia saat ini membangun pembangkit nuklir terapung itu di kasawan Severodvinsk, yang juga akan berfungsi sebagai model yang akan dikunjungi dan dinilai oleh para eksportir. Pembangunan konstruksinya direncanakan selesai pada 2010. Sebuah kapal akan menaruh jangkar di Laut Putih, dekat Sevmash. Pembangkit itu sendiri akan memasok tenaga listrik bagi kebutuhan penduduk dan produksi di Sevmash. Proyek tersebut diperkirakan menelan biaya 200 juta dolar AS, tetapi diperkirakan balik modal dalam tujuh tahun dengan masa tugas mencapai 38 tahun. Proyek yang satu ini, jelas Kiriyenko, adalah sebuah pilot project. Kemudian, pembangkit-pembangkit semacam ini akan lebih murah dan cepat untuk dibangun, di mana masa konstruksinya hanya akan menghabiskan tiga tahun. Pembangkit terbaru terlihat mirip dengan pembangkit sejenis yang dibangun di daratan, dan berkekuatan 1/15 kali dari sejenisnya itu. Tenaga sebesar 70 MW yang dihasilkan akan membantu pembangunan infrastruktur di Sevmash, yang telah menginvestasikan dana sebesar 20 juta dolar bagi proyek ini, dan akan menjual seperlima dari listriknya untuk pihak publik.Kepala Badan Tenaga Nuklir Federal Rusia, Sergei Kiriyenko, berkeyakinan bahwa pembangkit nuklir terapung ini akan lebih aman dari pembangkit serupa di daratan. "Pembangkit tenaga nuklir terapung ini memiliki beberapa lapis perlindungan, yang berarti akan lebih aman dibandingkan pembangkit serupa yang dibangun di daratan," ujar Kiriyenko saat berbicara pada upacara peluncuran pembangkit tenaga nuklir terapung tersebut beberapa waktu lalu. Pembangkit tersebut dibangun di galangan Seymash, pusat pabrik perkapalan bertenaga nuklir Rusia, di Severodvinsk, wilayah Arkhangelsk.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007