Paris (ANTARA News) - Semut-semut di Kepulauan Fiji, Pasifik, berlaku seperti miniatur petani, dengan hati-hati menabur dan memupuk benih sedikitnya enam tanaman menurut penelitian yang dipublikasikan Senin (21/11).
Semut sebelumnya diamati menanam jamur untuk makanan. Namun hasil studi terkini peneliti dari University of Munich yang terbit di jurnal Nature Plants menunjukkan bahwa semut-semut di Fiji bercocok tanam.
Semut yang dikenal dengan nama Philidris nagasau mengumpulkan benih dari buah enam jenis tumbuhan Squamellaria berbeda, kemudian meletakkannya di celah yang mereka temukan di pohon itu.
Mereka secara teratur memeriksa bibit tanaman, yang kemudian membentuk ruang kosong di dalam pohon.
Semut-semut itu "buang air besar di dalamnya untuk menyuburkan tumbuhan muda dan membantu pertumbuhannya" menurut ringkasan hasil penelitian yang dikeluarkan Nature Plants.
Saat tumbuhan itu berkembang, ruang tersebut berubah menjadi tempat bersarang dan berlindung bagi koloni semut.
"Semut dan tumbuhan saling bergantung dan salah satunya tidak bisa hidup tanpa yang lain," menurut ringkasan hasil studi yang dikutip kantor berita AFP.
Dengan merekonstruksi sejarah evolusi semut dan tanaman, peneliti menyimpulkan hubungan antara keduanya berawal sekitar tiga juta tahun lalu, jauh sebelum manusia modern, petani paling produktif, ada.
Squamellaria disebut tumbuhan epifit, tumbuhan yang tumbuh dengan menumpang pada tumbuhan lain. Jenis tumbuhan itu biasanya tumbuh pada pohon, bergantung pada dukungan struktural mereka namun tidak untuk air atau makanan, yang mereka ekstrak dari udara dan hujan.(ab/)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016