Jakarta (ANTARA News) - Perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada Jumat ini kembali positif, mengikuti naiknya Bursa Wall Street dan regional. "Tekanan jual beberapa saham unggulan kayaknya masih berlanjut, namun masih positifnya sentimen dan kembali menguatnya Bursa AS dan regional akan mendorong indeks," kata Analis Riset PT Panin Capital, Luki Aryatama, kepada ANTARA, Jumat. Menurut Luki, penurunan indeks kemarin lebih disebabkan bursa regional dan harga nikel yang tinggi telah mendorong penurunan karena takut adanya koreksi. "Kondisi itu wajar, karena adanya tekanan psikologis para pelaku pasar," jelasnya. Pada perdagangan Kamis (19/4) kemarin Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun tajam sebesar 41,324 poin mejadi 1.918,353, sedangkan indeks LQ45 melemah 10,125 poin atau 2,41 persen ke posisi 410,598. Dia mengatakan dengan positifnya bursa AS Wall Street dan pembukaan Bursa Tokyo juga akan mempengaruhi perdagangan saham BEJ. Bursa AS tadi malam telah menciptakan sebuah rekor tertinggi baru Kamis, sekalipun pasar saham AS secara keseluruhan ditutup melemah. Indeks saham blue-chip Dow Jones meningkat 4,79 poin atau 0,04 persen menjadi 12.808,63. Indeks Standard & Poor`s 500 melemah 1,77 poin atau 0,12 persen menjadi 1.470,73. Indeks komposit Nasdaq turun 5,15 poin atau 0,21 persen menjadi 2.505,35. Sedangkan Bursa Tokyo dengan indeks utama Nikkei-225 naik 87,73 poin atau 0,51 persen menjadi 17.459,70 dalam menit-menit pertama perdagangan. Sentimen positif dari eksternal ini telah mendorong IHSG pada awal perdagangan naik 23,138 poin atau 1,21 persen menjadi 1.941,491. Sedangkan indeks LQ45 menguat 6,073 poin atau 1,48 persen ke posisi 416,671. Naiknya indeks ini didorong `rebound`-nya (naik kembali) saham Aneka Tambang (ANTM), Tambang Timah (TINS), Bank Mandiri (BMRI) dan Astra Internasional (ASII). Pada awal perdagangan ini ANTM langsung melejit Rp250 menjadi Rp14.500, TINS terangkat Rp200 ke posisi 13.250, BMRI naik Rp75 ke level Rp3.000 dan ASII melonjak Rp200 ke harga Rp14.000. (*)
Copyright © ANTARA 2007