Madrid (ANTARA News) - Sevilla yang "liar" asuhan Jorge Sampaoli akan menghadapi Juventus "plegmatis" asuhan Massimiliano Allegri pada pertandingan yang mempertemukan dua gaya kepelatihan berbeda pada Liga Champions pada Selasa.
Kedua tim tidak terkalahkan di Grup H dan terlihat akan lolos meski Sevilla, dengan koleksi sepuluh angka dari empat pertandingan, memerlukan hasil imbang dan tim tamu Juventus, dengan koleksi delapan angka, memerlukan kemenangan untuk menjamin tiket ke 16 besar.
Seandainya Sevilla melaju ke fase gugur, itu akan berarti mereka tidak akan mampu mempertahankan gelar Liga Europa, yang telah mereka menangi pada tiga musim terakhir.
Sampaoli telah mendapatkan nafas segar di Liga Spanyol, di mana timnya naik ke peringkat ketiga dan sempat menaklukkan Atletico Madrid.
Kemenangan 3-2 pada Sabtu di markas Deportivo La Coruna, di mana mereka mencetak dua gol dalam lima menit terakhir, merupakan hal yang tipikal terhadap gaya mereka yang tidak diperuntukkan bagi pihak yang lemah hati.
Pria Argentina berkepala botak itu, yang populer dengan gaya selebrasi penuh semangat, telah mengubah Chile menjadi salah satu tim paling menghibur di Piala Dunia dua tahun silam, dan mengukir sejarah pada musim lalu ketika ia memimpin mereka meraih gelar Piala Amerika perdananya.
Sampaoli menyukai timnya untuk bermain dengan gaya yang cepat dan menggemparkan, menggebrak tanpa kenal lelah dengan tujuh atau delapan pemain bergabung dalam melancarkan serangan.
Pertahanan terkadang menjadi sesuatu yang sedikit dikesampingkan, meski ia memberi baja tambahan kepada Sevilla di lini belakang dan mereka belum pernah kemasukan gol di fase grup.
Tidak suka risiko
Juve asuhan Allegri juga menyukai timnya mendominasi penguasaan bola namun ia bukan sosok yang suka mengambil risiko dan sering berbicara mengenai pentingnya "mempersiapkan pertandingan."
Ia menegur timnya setelah hasil imbang 1-1 dengan Olympique Lyonnais untuk mengejar permainan pada beberapa menit terakhir, dan membuat mereka berada dalam bahaya. "Kami dapat melemparkan kualifikasi kami ke dalam bahaya," ucapnya.
Tidak seperti Sampaoli, Allegri telah memiliki fondasi bagus di sepak bola Eropa setelah ia memenangi satu gelar Liga Italia bersama AC Milan dan dua gelar serupa di Juventus, yang ia pimpin ke final Liga dua musim silam.
Sampaoli dapat mengklaim kemenangan moral setelah bermain imbang 0-0 di Turin pada pertandingan pembukaan fase grup antara kedua tim pada September. Kali ini, beban akan berada di kubu tim Spanyol, sebagaimana yang ditekankan Allegri.
Juve akan bertemu Dinamo Zagreb, yang masih belum meraih angka, pada pertandingan terakhir mereka di fase grup dan dapat meraup kemenangan yang masih tetap mereka butuhkan jika mereka kalah pada Selasa. Sevilla, di sisi lain, menghadapi pertandingan akhir yang lebih berat di markas Lyon.
"Saya percaya bahwa pertandingan (pada Selasa) lebih penting untuk Sevilla dibandingkan kami," kata Allegri. "Jika kami tidak mengalahkan Dinamo Zagreb di kandang pada pertandingan terakhir fase grup kami, maka kami tidak layak berada di Liga Champions," kata Sampaoli, dilaporkan oleh Reuters.
(H-RF)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016