Jakarta (ANTARA News) - Terkait rencana aksi demonstrasi pada 25 November dan 2 Desember mendatang, Wakil Ketua MPR RI Mahyudin mengimbau masyarakat untuk membatalkan rencana tersebut karena tuntutan demo sebelumnya telah terpenuhi.

"Demo itu bahaya. Rawan disusupi, rawan ditungangi penumpang gelap. Nanti yang susah kita juga, rakyat juga," katanya dalam sosialisasi Empat Pilar MPR di Balikpapan, Kalimantan Timur, seperti dilansir dalam keterangan tertulis, Senin.


Menurut Mahyudin, tuntutan para pendemo saat melakukan aksi pada 4 November 2016 sudah dipenuhi yaitu meminta gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk diproses secara hukum.


"Sekarang Ahok sudah tersangka jadi untuk apa demo-demo lagi? Tujuannya untuk apa demo-demo lagi?" tanya dia.


Mahyudin mengatakan, masyarakat sebaiknya mendukung pemerintah untuk menjalankan program-program sesuai misi dan visi Presiden. "Kalau ada yang semangat mau jadi presiden maju tahun 2019, jangan sekarang," kata politisi Partai Golkar itu.


Ia menambahkan, Bhinneka Tunggal Ika dari dulu terus diuji. Perbedaan dan perpecahan sudah ada sejak zaman dahulu.


"Kita merdeka baru 71 tahun. Dalam perjalanannya kita mengalami ujian. Dulu ada pemberontakan DI/TII, ada Permesta, ada G30 S. Jadi kebhinnekaan itu bukan luntur tapi sedang diuji," kata Mahyudin.

Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016