Saripul, Afghanistan (ANTARA News) - Sebanyak 16 orang, yakni 13 petempur Taliban dan tiga personel pasukan keamanan pemerintah, tewas di Provinsi Saripul di Afghanistan Utara selama dua hari belakangan, kata seorang pejabat setempat pada Senin.
Pertempuran sporadis terus berkecamuk di pinggiran Kota Saripul, Ibu Kota Provinsi Saripul, 350 kilometer di sebelah utara Ibu Kota Afghanistan, Kabul, selama beberapa hari belakangan, kata pejabat itu.
Pejabat tersebut, yang tak mau disebutkan jati dirinya, mengatakan 17 gerilyawan dan empat personel keamanan lagi telah cedera dalam pertempuran tersebut, demikian laporan Xinhua.
Sementara itu, Mohammad Zahir Wahdat, Gubernur Provinsi Saripul, dalam perbincangan dengan media telah mengkonfirmasi bentrokan di luar Kota Saripul, tapi mengatakan gerilyawan Taliban telah meninggalkan daerah tersebut setelah kehilangan rekan mereka.
Namun ia menyatakan gerilyawan Taliban "setelah mengalami kekalahan di luar Kota Saripul melancarkan serangan terhadap pos pemeriksaan pasukan keamanan" di Kabupaten Sayad, yang bersebelahan, dan berhenti pada Ahad karena salju turun.
Gerilyawan Taliban, yang melancarkan serangan terkoordinasi terhadap beberapa desa di luar Ibu Kota Provinsi Saripul enam hari sebelumnya belum berkomentar.
Gerilyawan Taliban, yang menguasai negeri tersebut sebelum mereka digulingkan pada penghujung 2001, telah memperbarui perlawanan bersenjata mereka. Gerilyawan itu melancarkan penyergapan dan serangan bunuh diri, serta menewaskan tentara serta warga sipil.
Sejak 1 Januari 2015 pasukan keamanan Afghanistan telah memikul tanggung jawab penuh keamanan dari NATO dan pasukan Amerika Serikat setelah tentara asing mengalihkan misi mereka dari misi tempur ke peran pendukung --yang dipusatkan pada pelatihan, pemberian saran dan bantuan buat pasukan Afghanistan.
Lebih dari 2.560 warga sipil tewas dan lebih dari 5.830 lagi cedera antara 1 Januari dan 30 September tahun ini dalam peristiwa yang berhubungan dengan konflik di seluruh Afghanistan, demikian data terkini yang disiarkan oleh misi PBB di negeri tersebut.
(Uu.C003)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016