... saya kembali lagi meminta perhatian mereka...
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, meminta pemerintah Malaysia dan Filipina memberi perhatian terkait penculikan kembali dua nelayan asal Indonesia di Lahad Datu, Malaysia, Sabtu (19/11), oleh kelompok bersenjata dari Filipina.
"Hari Minggu saya mekakukan kontak dengan menteri luar negeri Malaysia dan kontak dengan penasehat Presiden (Filipina) Duterte untuk masalah perdamaian. Intinya saya kembali lagi meminta perhatian mereka," kata Marsudi, usai bertemu Presiden Joko Widodo, di Jakarta, Senin.
Dia menegaskan, pemerintah Indonesia tidak akan berhenti untuk meminta perhatian dari Malaysia dan Filipina terkait penculikan para nelayan asal Indonesia yang diduga dilakukan oleh kelompok Abu Sayyaf.
"Isu inilah yang saya bawa saat saya berkunjung terakhir ke Kualalumpur, Kinabalu dan Sandakan, Malaysia," kata doa saat menjawab pertanyaan wartawan.
Retno mengungkapkan dia telah bertemu WNI ABK di ketiga wilayah Malaysia tersebut, karena hampir 80 persen dari ABK dan nelayan yang mencari ikan di wilayah Sabah merupakan WNI.
"Saya sudah berbicara mereka dari hati ke hati dan saya sudah sampaikan laproran kepada presiden," kata dia.
Pengamanan perairan itu penting, "Karena sudah sangat jelas ini kesepakatan yang sudah disetujui saat kita biocara bertiga pada bulan Mei dan hal yang sama juga disampaikan dengan penasehat Presiden Duterte," katanya.
Dia juga sudah bertemu dengan asosiasi pemilik kapal di Sabah, Malaysia, untuk melengkapi pemasangan alat automatic identification system (AIS) di kapalnya. "Tampaknya harus menjadi kewajiban bagi setiap kapal nelayan untuk memasang ini (AIS), dan pada saat mereka dalam kondisi bahaya kepada siapa mereka bisa berhubungan," ungkapnya.
Dalam pemberitaan sebelumnya, Komando Pengamanan Timur Sabah (Esscomm) mengonfirmasi terjadi lagi penculikan dua nelayan asal Indonesia, di Lahad Datu, Sabtu, 19 November 2016.
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016