Saat bersamaan, pasukan koalisi Arab-Kurdi dukungan Turki dan AS kian agresif mendekati dan mengepung ibu kota de facto ISIS, Raqqa, di Suriah.
Mengutip laman Al-Jazeera, di front timur, pasukan Irak kian merangsek mendekati pusat kota Mosul yang menjadi benteng pertahanan terbesar dan terakhiri ISIS di Irak. Pasukan koalisi sudah sekitar sebulan terakhir ini melancarkan operasi merebut kembali Mosul.
Namun gerak maju pasukan Irak ke Mosul terhambat oleh para penembak jitu dan skuad bom bunuh diri ISIS, selain karena kekhawatiran jatuh korban warga sipil Mosul yang berpenduduk lebih dari sejuta orang itu.
"Hambatan terbesar kami adalah penduduk di mana kehadiran mereka telah memperlambat kami. Kami adalah tentara yang tidak dilatih untuk melakukan tugas-tugas kemanusiaan," kata panglima pasukan khusus Irak Mayjen Sami al-Aridi kepada Associated Press.
Pasukan khusus Irak adalah elemen yang paling efektif dan berhasil menekan ISIS di tepi timur Sungai Tigris yang membatasi Mosul. Pasukan koalisi Irak lainnya menyerang dari berbagai arah, dibantu serangan udara koalisi pimpinan AS.
Sementara itu, sekitar 460 km ke arah barat Mosul di Raqqa, Suriah, ISIS juga menghadapi gempuran dari koalisi Arab-Kurdi dalam Pasukan Pertahanan Suriah (SDF) dukungan Turki.
SDF, mengutip Washington Times, terus bergerak mendekati ibu kota ISIS, Raqqa. Tidak itu saja, Turki sendiri turut langsung menggempur ISIS dengan masuk ke kota al-Bab di Suriah, yang jaraknya sekitar 100 mil dari arah barat Raqqa.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyangkal mengetahui operasi ke Raqqa, kendati faktanya pasukan Turki mendukung gerak maju pasukan gabungan Kurdi-Arab ke Raqqa.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016