Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi bergerak menguat sebesar 17 poin menjadi Rp13.403, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.420 per dolar AS.
Analis dari PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Senin mengatakan Bank Indonesia yang masih aktif berada di pasar valas dan surat utang menjadi salah satu faktor yang mendorong rupiah mengalami apresiasi.
"Meski apresiasi rupiah relatif masih terbatas, namun setidaknya memberikan sentimen positif bagi pelaku usaha di dalam negeri," katanya.
Ia mengharapkan bahwa sentimen mengenai amnesti pajak dapat bertahan untuk jangka panjang sehingga fluktuasi rupiah dapat lebih stabil.
"Pemerintah diharapkan terus melakukan sosialisasi amnesti pajak agar lebih baik dibandingkan periode pertama lalu," katanya.
Sementara itu, Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan bahwa tren inflasi diperkirakan masih berlanjut, kondisi itu dapat membuat sentimen negatif di pasar valas dan surat utang sehingga menahan apresiasi mata uang domestik.
Di sisi lain, lanjut dia, pelemahan harga komoditas di pasar global bersamaan dengan kurs di kawasan Asia yang masih rentan terkoreksi masih mempengaruhi laju rupiah.
"Diharapkan, kehadiran Bank Indonesia di pasar valas domestik dapat menjaga stabilitas rupiah," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016