Bandung (ANTARA News) - Panin Bank mengalokasikan dana sekitar Rp2 triliun untuk mendukung pembiayaan proyek-proyek infrastuktur di Indonesia seperti jalan tol dan pembangkit listrik.
"Pembiayaan proyek infrastruktur sudah dirintis tahun 2006 lalu, jumlahnya masih kecil. Pada 2007 ini disiapkan lebih besar lagi terutama di sektor pembangunan jalan tol dan pembangkit listrik," kata Direktur Kredit Panin Bank, Edy Heryanto, di Bandung, Kamis.
Program pembiayaan yang paling dekat, kata Edy, adalah pembangunan infrastruktur jalan tol di Jawa. Ditargetkan penyaluran kredit untuk infrastruktur pada 2007 ini sebesar Rp1,5 triliun.
Sedangkan pembangunan perkebunan kelapa sawit dan pembangkit tenaga listrik difokuskan di Sumatera dan Kalimantan.
"Fokus saat ini ke pembiayaan jalan tol, semuanya masih dalam proses. Pembiayaan dilakukan bersama-sama dengan beberapa bank lainnya," katanya.
Realisasi pembiayaan proyek infrastruktur itu, kata Edy, tidak dilakukan sekaligus melainkan secara bertahap sesuai dengan mekanisme dan tahapan penyelesaian proyek tersebut.
Sedangkan untuk pembiayaan pembangkit listrik, menurut Edy, difokuskan kepada pembangunan PLTU berbahan bakar batubara di Sumatera dan Kalimantan.
"Persediaan batu bara di Indonesia berlimpah, sehingga ke depan PLTU ini akan menjadi andalan sebagai alternatif penyedia energi listrik di negeri ini," katanya.
Meski mulai merambah pembiayaan infrastruktur, namun pihaknya tetap fokus kepada penyaluran kredit Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Pencapaian kredit UKM melalui SMART Panin pada 2006 mencapai Rp7,1 triliun atau naik sebsar 87 persen dari pencapaian kredit konsumer 2005 sebesar Rp3,72 triliun.
Total penyaluran kredit Panin Bank per akhir Desember 2006, kata Edy, sebesar Rp19,1 triliun atau meningkat 27 persen, jauh di atas rata-rata industri perbankan lain yang rata-rata hanya mencapai 14 persen.
Komposisi pencapaian itu, kata dia, consumer loan Rp5,2 triliun (26 persen), commercial loan Rp7,1 triliun (37 persen) dan corporate loan Rp6,8 triliun (29,5 persen).
"LDR berhasil meningkat jadi 80 persen, CAR 29,5 persen. Sedangkan NPL berhasil ditekan pada angka 2,6 persen," kata Edy Heryanto.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007