Jakarta (ANTARA News) - Sinta Nuriyah Wahid, istri mantan Presiden KH Abdurrahman "Gus Dur" Wahid, menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak tegas dalam menangani para korban lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur. "Kalau dikatakan tidak tegas, SBY (sapaan akrab Presiden Yudhoyono, red), ya memang tidak tegas. Termasuk juga Aburizal Bakrie (Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat)," kata Sinta kepada wartawan di Jakarta, Kamis. Sinta mengemukakan hal itu saat mengunjungi warga korban lumpur Lapindo yang menginap di area Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat. Mantan Ibu Negara itu memberi dukungan moral kepada warga yang sedang memperjuangkan tuntutan mereka agar pembayaran ganti rugi diberikan langsung tunai (cash and carry). Sementara, pemerintah melalui Peraturan Presiden (Perpres) No 14/2007 menetapkan pembayaran ganti rugi diberikan secara bertahap. Sinta pun mendesak pemerintah agar memenuhi tuntutan warga tersebut. Dikatakannya, hak-hak warga yang hilang akibat semburan lumpur panas dampak pengeboran PT Lapindo Brantas Inc itu harus dikembalikan. "Warga telah begitu lama menderita karena kehilangan segalanya, termasuk rumah dan pekerjaan. Sementara pihak-pihak terkait termasuk PT Lapindo sendiri seakan tidak mau bertanggungjawab," katanya. Kepada warga korban lumpur Lapindo, Sinta menyatakan tidak bisa berbuat banyak untuk membantu. Sinta meminta mereka tidak berputus asa untuk meminta pertolongan kepada Allah. "Saya tidak bisa berbuat apa-apa karena saya tidak punya kekuasaan. Tapi, mari kita berdoa kepada Allah agar keadaan ini segera berakhir," katanya. Sebelumnya, anggota Tim Perunding Korban Lapindo, Subandi, kepada Sinta mengungkapkan, perjuangan mereka untuk mendapatkan haknya kembali tidak mudah, bahkan mereka juga dihalang-halangi pergi ke Jakarta. "Kita ini diuber-uber seperti maling. Keberangkatan kita dari Porong ke Jakarta selalu dihalang-halangi oleh polisi. Di-sweeping di setiap stasiun," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007