Jakarta (ANTARA News) - Dirut Bank Mandiri Agus Martowardoyo mengatakan pihaknya telah memberikan kredit-kredit baru kepada pengusaha-pengusaha yang bermasalah sehingga mereka dapat mengembangkan usaha mereka sesuai dengan keinginan BI. "Kami `confirm` bahwa kami sudah mulai menyalurkan lagi kredit ke pengusaha-pengusaha yang bermasalah, tapi bukan karena itikad atau karakter," kata Agus di Jakarta, Kamis. Menurutnya, pengusaha-pengusaha yang bermasalah yang telah diberi kredit itu adalah pengusaha yang tercantum dalam Badan Penyehatan Perbankan Indonesia karena umumnya mereka mengalami masalah finansial karena memburuknya kondisi makro ekonomi saat itu. "Sedangkan yang bermasalah sesudah BPPN ditutup, belum," katanya. Dia mencontohkan, perusahaan-perusahaan seperti Adhi Karya dan Utama Karya sebagai perusahaan yang kembali dibiayai bank Mandiri, meski dia tidak menyebutkan besar kredit baru yang diberikan. Dalam kesempatan itu, Agus menyebutkan pertumbuhan kredit secara netto (di luar pembayaran angsuran dan penghapusan buku) mencapai sekitar Rp4,9 triliun pada triwulan I 2007 sehingga total kredit yang disalurkan Bank Mandiri mencapai Rp105,6 triliun. "Porsi segmen non korporasi mencapai Rp54,3 triliun atau 51,5 persen, dan segmen korporasi sebesar Rp51,3 triliun atau 48,5 persen. Fokus pembiayaan kami untuk modal kerja, investasi, termasuk infrastruktur dan perkebunan," kata Agus. Sementara Direktur Keuangan Bank Mandiri Pahala N Mansyuri mengatakan pertumbuhan kredit secara gross adalah sekitar Rp11 triliun, dengan pembayaran angsuran yang mencapai sekitar Rp6 triliun, sehingga pertumbuhan kredit tersalurkan secara net adalah sekitar Rp4,9 triliun. Menurut Agus, pihaknya berhasil menurunkan rasio kredit bermasalah (NPL) bruto dari 26,2 persen pada triwulan I 2006 menjadi 16,3 persen pada triwulan I 2007, dan NPL netto dari 15 persen menjadi 4,7 persen. "Penurunan itu terutama karena penurunan NPL top 30 obligor yang sangat signifikan, yaitu dari Rp15,2 triliun pada triwulan I 2006 menjadi Rp6,9 triliun pada triwulan I 2007," katanya.(*)(
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007