Margono, supir ekspedisi truk Jakarta - Lampung asal Pakuan Ratu, Lampung Utara ini menuturkan sebelum ada OTT, dari mulai mau menyeberang dan ke luar kapal di Pelabuhan Bakauheni sampai Terbanggi Besar, dirinya bisa terkena 6-7 kali.
"Sebelum ada OTT, banyak sekali pak. Dari keluar kapal sampai pertigaan Terbanggi Besar bisa kena 6-7 kali. Ini berkurang sejak ada itu (OTT red)" kata Margono dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Margono mengaku, besaran pungli yang diberikan biasanya dari mulai Rp10 ribu sampai ratusan ribu.
"Biasanya tergantung pak, ada yang minta sedikit dan kadang juga kalau oknum petugas agak banyak mintanya," tambahnya.
Menurut Margono, pungli dilakukan tidak hanya dari masyarakat biasa, tapi banyak juga dari oknum petugas di jalan. "Oknum petugas itu mintanya banyak pak, mereka berdalih pakai aturan ini itu dari surat jalan, tonase dll," ujarnya.
Margono dan para supir berharap, Kementerian Perhubungan dan Kepolisian rutin menggelar OTT agar manfaatnya bisa mereka rasakan. Mereka tidak mau setoran hasil jerih payah untuk kerumah habis dijalan.
"Semoga pak Menteri rutinlah menggelar ini. Kami sangat tertolong pak. Kami ini hanya mencari makan pak," pungkas supir yang memiliki empat anak itu.
Pewarta: -
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016