Cirebon (ANTARA News) - Kasus tewasnya tiga ulama asal Cirebon dan Indramayu beserta seorang supir di dalam mobil Mercy putih bernomor polisi B 678 WM, masih menjadi misteri karena hasil pengujian sampel darah korban belum dikeluarkan Laboratorium Laboratorium Kriminal Mabes Polri. Kapolwil Cirebon Kombes Pol Drs Bambang PR yang dikonfirmasi ANTARA, Rabu malam mengatakan, pihaknya belum menerima hasil dari Laboratorium Kriminal Mabes Polri tentang penyebab kematian korban. "Kita masih menunggu hasil laboratorium itu, dan sampai sekarang belum ada kemajuan baru dari hasil penyelidikan kasus itu. Mungkin penelitian sejumlah sampel masih terus dilakukan supaya hasilnya meyakinkan," katanya. Ia juga tidak mau menduga-duga sebab kematian korban, walaupun dari uji dengan kelinci dan marmut yang diletakkan dalam kendaraan maut itu menunjukkan adanya stamina kelinci yang menurun setelah ujicoba selama satu jam lebih. Sebelumnya Dokter Forensik RSUD Gunung Jati Dr Hiesma Satyaka mengatakan dari hasil otopsi keempat korban sudah ada temuan yang menjadi penyebab kematian korban, namun bukan untuk konsumsi berita. "Yang jelas ada temuan, tetapi bukan untuk konsumsi media," katanya. Seperti diberitakan sebelumnya Haji Imam Ali (56), salah satu penyantun Ponpes Al-Makmuroh Kuningan dan Ponpes Al-Islah Indramayu, ditemukan telah meninggal bersama tiga orang lainnya dalam mobil Mercy 300 E putih Nopol B 678 WM yang terparkir di pinggir Jalan Raya Ciharendong, Kota Kuningan, Rabu (11/4) pagi sekitar pukul 08.00 WIB. Tiga orang yang turut tewas yaitu KH Salman Alfarisi, pengasuh Ponpes Al-Islah, Indramayu, Ustad H Abdul Wahab, pengikut H Imam Ali dan Zanudin, supir H Imam, warga Desa Suci, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon. Kendaraan itu terlihat oleh Kosim, pedagang batu nisan di Jalan Raya Ciharendong, Kuningan, telah terparkir di depan kiosnya sejak Selasa (10/4) atau sehari sebelumnya pada pukul 13.00 WIB.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007