Samarinda (ANTARA News) - Polisi menemukan busur dan panah di rumah terduga pelaku peledakan bom di Gereja Oikumene, Kelurahan Sengkotek, Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
"Tadi pagi saat dilaksanakan Jumat bersih, di rumah terduga pelaku bom, ditemukan busur dan panah," ujar Kapolresta Samarinda Kombespol Setyobudi Dwiputro, Jumat.
Polisi telah menetapkan lima orang tersangka pelaku ledakan bom di Gereja Oikumene.
"Kelima orang tersebut termasuk pelaku yang ditangkap sesaat setelah terjadi ledakan, sementara empat orang lainnya ditetapkan tersangka sejak kamarin malam (Kamis). Empat orang yang ditetapkan tersangka itu adalah dari 19 orang yang sebelumnya dimintai keterangan sebagai saksi," jelas Setyobudi.
Dari 19 orang itu, beberapa orang diantaranya telah dipulangkan.
"Ada empat atau lima orang dari 19 yang dimintai keterangan itu telah dipulangkan dan mereka adalah perempuan. Sementara, lainnya masih diperiksa intensif," ucap Setyobudi.
Tim penyidik gabungan masih akan melakukan gelar perkara untuk menentukan peran mereka pada peledakan bom di Gereja Oikumene.
"Kemungkinan masih bertambahnya jumlah tersangka tetap ada dan itu akan ditekahui setelah dilakukan gelar perkara yang akan dilaksanakan hari ini," kata dia seraya mengatakan hasil gelar perkara akan dilapokrnja ke Kapolda Kaltim esok Sabtu.
Bom meledak di Gereja Oikumene di Kota Samarinda, Minggu pagi sekitar pukul 10. 15 WITA, menyebabkan lima orang terluka, empat diantaranya menderita luka bakar serius dan langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah IA Moeis Samarinda Seberang.
Salah satu korban adalah balita Intan Olivia Marbon (2,5). Keesokan harinya Intan meninggal dunia akibat luka bakar yang membengkakkan paru-parunya setelah menghirup asap saat ledakan bom di gereja itu.
Pelaku pemboman bernam Juhanda ditangkap warga saat hendak melarikan diri dengan berenang di Sungai Mahakam.
Pewarta: Amirullah
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016