"Saya harap agenda ini bisa menjadi jembatan pertukaran budaya bagi para penonton dan penggemar film Jepang di Indonesia," tutur Direktur Jenderal Japan Foundation, Norihisa Tsukamoto dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Tsukamoto pun menargetkan pengunjung JFF 2016 mampu mencapai 6.000-7.000 pengunjung pada masa empat hari pelaksanaannya di CinemaXX mal FX Senayan.
Melalui agenda yang dilaksanakan oleh satu-satunya lembaga semi pemerintah tersebut diharapkan mampu mendukung program pertukaran budaya secara lebih komperehensif antar dua negara.
JFF merupakan landasan film Jepang yang bertujuan untuk meningkatkan minat terhadap film Jepang dan menarik penonton secara luas di negara-negara Asia Tenggara.
JFF Indonesia pertama kali diselenggarakan pada tahun 2015 oleh Agency for Cultural Affairs of Japan, bekerja sama dengan Kedutaan Besar Jepang di Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Penerangan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Jepang di Indonesia, Ryo Nakamura, optimistis pelaksanaan agenda tersebut direspon positif dan bisa diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia.
"Saya yakin festival ini akan menjadi kesempatan yang sangat baik bagi penggemar (budaya) Jepang di Indonesia," katanya mengungkapkan.
Sama halnya dengan pernyataan Tsukamoto, Nakamura juga berharap film-film Jepang yang diputar di JFF 2016 bisa meningkatkan pemahaman budaya, baik budaya jaman dahulu maupun moderen dari negara yang identik dengan Bunga Sakura itu.
"Selain itu dengan acara ini diharapkan bisa mendekatkan hubungan Jepang dan Indonesia," pungkasnya menambahkan.
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016