"Fluktuasi nilai tukar rupiah relatif stabil terhadap dolar AS, kalau pun melemah masih terbatas," ujar Analis dari PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, kebijakan Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuan (7-Day Reverse Repo Rate) sebesar 4,75 persen dalam Rapat Dewan Gubernur pada 16-17 November 2016 menjadi salah satu faktor yang menjaga nilai tukar domestik.
"Dipertahankannya 7-Day Reverse Repo Rate, sesuai dengan proyeksi pasar sehingga tidak mengubah pandangan investor ke depan mengenai investasi di dalam negeri," katanya
Di sisi lain, lanjut dia, stabilitas rupiah juga ditopang oleh dana dari hasil program amnesti pasajk yang masih terus masuk. Tingkat inflasi yang masih terjaga dl level turut menambah sentimen bagi rupiah bergerak stabil.
"Kondisi itu memberi harapan positif ekonomi Indonesia ke depan masih tumbuh," katanya.
Menurut Lukman Leong, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cenderung mendatar dalam beberapa hari ke depan hingga ada kepastian kebijakan suku bunga acuan Amerika Serikat (Fed Fund Rate) mengenai waktu kenaikannya.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa secara umum permintaan dolar AS di dalam negeri sudah berkurang drastis terlihat dari pasar saham dan surat utang di dalam negeri mulai stabil sehingga bergerak dalam kisaran terbatas.
Ia menambahkan bahwa fokus pelaku pasar selanjutnya yakni angka inflasi Amerika Serikat Oktober 2016 serta testimoni Kepala The Fed Janet Yellen di depan kongres yang diperkirakan membahas dampak terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.385 dibandingkan Rabu (16/11) Rp13.347.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016