Bandung (ANTARA News) - Penyebaran pesan singkat atau Short Massage Service (SMS) yang berisi kunci jawaban Ujian Nasional (UN)ternyata dilakukan lintas daerah di beberapa daerah di Jawa Barat. Berdasarkan pengakuan dari beberapa siswa peserta UN di Kota Bandung, Rabu (19/4), mereka menerima pesan singkat kunci jawaban selain versi dari beberapa SMA di Bandung juga versi dari beberapa SMA di luar Bandung. "Saya tadi malam menerima SMS berisi kunci jawaban versi dari sebuah SMA di Cianjur dan Bekasi, entah benar atau tidak saya tidak tahu. Keduanya berbeda," kata salah seorang siswa SMA Negeri, yang tidak mau disebutkan namanya, di Kota Bandung, Kamis. Ia mendapatkan kunci jawaban UN mata pelajaran Bahasa Inggris. Karena kemampuan Bahasa Inggrisnya bagus, gadis tersebut mengaku tidak menggunakan info tersebut. Hal sama juga diungkapkan oleh beberapa peserta ujian lainnya. Mereka menerima SMS kunci jawaban UN itu dari beberapa versi. Rata-rata mencantumkan nama SMA pembuat kunci jawaban itu, sebagian besar mencaplok SMA favorit. "Selain versi kunci jawaban dari SMA di Kota Bandung juga dari daerah lainnya. Teman saya ada yang menerima kiriman versi SMA di Garut dan di Bekasi," kata seorang pelajar pria. Kiriman kunci jawaban itu merugikan para peserta ujian. Mereka mengaku bimbang dan terpengaruh sehingga konsentrasi mereka sedikit terganggu. Bahkan beberapa pelajar terpaksa membuat lembar contekan untuk dibawa ke dalam ruang ujian. "Mau tak mau kami terpengaruh, dan itu sangat wajar. Kami juga jadi saling curiga antar-teman," katanya menambahkan. Para pelajar mengaku tidak tahu orang yang mengirimkan SMS-SMS berisi kunci jawaban yang belum jelas kebenarannya itu. Sementara itu munculnya pesan singkat atau SMS berisi kunci jawaban itu membuat para pengawas dan pemantau melakukan pengawasan lebih intensif terhadap para peserta ujian. Salah seorang pengawas di sebuah SMA di Kota Bandung, Ny Imas (45) menyebutkan pemeriksaan terhadap peserta ujian nasional dilakukan ekstra ketat untuk menghindari peserta membawa contekan ke ruang ujian. "Peserta ujian diminta percaya diri dan tidak terpengaruh oleh SMS yang berisi kunci jawaban itu, itu diingatkan berkali-kali dengan penekanan agar mereka jujur pada diri sendiri," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007