Jakarta (ANTARA News) - Kepolisian menargetkan berkas perkara penistaan agama dengan tersangka gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) lengkap paling lama dalam tiga pekan.
"Saat ini fokus penerimaan berkas-berkas saja. Mudah-mudahan bisa secepatnya. Targetnya paling lama tiga minggu," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan bahwa saat ini polisi antara lain melengkapi Berita Acara Pemeriksaan (BAP).
"Misalnya, dengan pemeriksaan saksi yang belum tuntas dalam format berita acara saksi," tuturnya.
Polisi, menurut dia, selanjutnya akan menjadwalkan pemeriksaan Ahok sebagai tersangka.
"Karena pemeriksaan terdahulu lebih kepada saksi, belum pada kapasitas tersangka. Penyidik akan menjadwalkan dalam waktu yang tidak lama lagi," ucap Boy.
Ia menjelaskan pula bahwa pemeriksaan terhadap saksi sekarang sudah lengkap dan polisi fokus menyelesaikan berita acara pemeriksaannya.
"Sekarang ini tinggal fokus dengan format berita acara, karena bisa jadi kemarin itu belum mengikuti format. Kemarin juga ada beberapa berita acara yang hanya interview, harus lebih lengkap lagi aspek-aspek informasi yang harus digali," ujarnya.
Polisi menetapkan Ahok sebagai tersangka kasus penistaan agama karena pernyataan yang dia sampaikan di hadapan warga Kepulauan Seribu pada 27 September 2016, ketika dia mengutip Alquran Surat Al Maidah 51, dianggap mengandung unsur penistaan/penodaan agama.
Namun sesuai peraturan Komisi Pemilihan Umum, penetapan Ahok sebagai tersangka tidak membatalkan statusnya sebagai calon gubernur yang akan mengikuti pemilihan kepala daerah 2017.
Ahok pun melanjutkan kegiatan kampanyenya bersama calon wakil gubernur pasangannya, Djarot Saiful Hidayat.
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016