Medan (ANTARA News) - Nelayan di Pulau Nias dan Pulau Telo, Sumatera Utara (Sumut), masih menjual hasil tangkapannya di tengah laut kepada kapal asing, sehingga pemerintah daerah dan negara kehilangan pendapatan, kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Sumut, Yosep Siswanto.
Di Pulau Telo saja diperkirakan sekitar 75 ton hasil tangkapan laut per bulan di jual oleh nelayan di laut kepada kapal asing, ujarnya di Medan, Kamis.
Ia mengatakan, tangkapan yang biasa dijual nelayan itu merupakan ikan-ikan karang seperti Iikan kerapu, kakap, baronang, ikan hias dan udang lobster.
Akibat tindakan ini saja daerah kehilangan pendapatan sebesar Rp16 juta per bulan belum termasuk pajak ekspor yang dibayarkan kepada negara.
Padahal, pemerintah telah membangun infrastruktur di Pulau Telo seperti pelabuhan perikanan pantai yang dilengkapi dengan fasilitas tempat pelelangan ikan, pabrik es mini, air bersih, bengkel, stasiun pengisian solar untuk nelayan, katanya.
Untuk mencegah aksi di tengah laut ini pemerintah telah menyediakan dua unit kapal pengumpul ikan dengan kapasitas 40 GT (Gross Ton) bantuan pemerintah pusat, namun kapal itu baru mulai difungsikan bekerjasama dengan koperasi unit desa setempat.
Berdasarkan data Dinas Perikanan dan Kelautan Sumut, sekitar 30 ribu ton dari 350 ribu ton total produksi ikan di Sumut per tahun berasal dari pantai barat Sumut.
Sedangkan, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari perikanan Sumut tahun 2006 menigkat sekitar 2,5 persen dari tahun sebelumnya, yakni dari Rp970 juta tahun 2005 menjadi Rp1,18 miliar tahun 2006 dan tahun 2007 diperkirakan mencapai Rp1,25 miliar. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007