Diabetes menjadi penyebab terbesar menurunnya daya penglihatan dan kebutaan di seluruh dunia. Akibat perubahan yang tidak menyakitkan dan bertahap, masyarakat sering baru menyadari bahwa mereka memiliki masalah saat penglihatan mereka memburuk. Pada saat tersebut, upaya pemulihan penglihatan mata bisa saja sudah terlambat.
Oleh sebab itu, menjadi vital ketika seluruh masyarakat yang terkena diabetes memeriksakan matanya dengan teratur pada pihak terlatih yang tahu langkah apa yang harus dilakukan atau memberikan perawatan.
Apabila masyarakat mampu mengendalikan tingkat gula darah dan tekanan darah, mereka bisa meredam resiko perubahan di pembuluh darah, dan bahkan jika perubahan akhirnya terjadi, sangat mungkin untuk memperlambat proses tersebut dengan perawatan yang tepat waktu.
Setiap tahun, diabetes menjadi lebih jamak ditemukan, terutama terkait dengan populasi yang menua dan bertambahnya penderita kegemukan.
Jumlahnya mendekati dua kali lipat dalam 35 tahun terakhir, dengan peningkatan penderita diabetes terbesar terjadi pada negara dengan pendapatan rendah-menengah.
Sekitar 422 juta orang saat ini hidup dengan diabetes. Penyakit tersebut memperpendek umur dan jika tidak diatur dapat menyebabkan komplikasi parah seperti amputasi, stroke, atau gagal ginjal.
Penyakit tersebut juga memiliki dampak buruk pada anggaran rumah tangga dan ekonomi nasional.
Pada peringatan internasional tersebut, marilah kita waspada terhadap diabetes, fokus pada upaya pencegahan dan memperkuat layanan kesehatan sehingga semua orang yang menderita penyakit tersebut bisa menerima bantuan yang mereka butuhkan.
Sementara itu, jumlah penyandang diabetes atau diabetesi di Indonesia diperkirakan akan mencapai 21,3 juta di tahun 2030, atau meningkat sebanyak 12,9 juta penderita diabetes hanya dalam waktu 30 tahun, atau sejak tahun 2000.
"Hanya dalam periode 30 tahun, jumlah penyandang diabetes di Indonesia akan melonjak tajam menjadi 21,3 juta orang," kata dosen Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Nida Ul Hasanat, di Yogyakarta.
Ia menuturkan, hasil survei World Health Organization (WHO) atau Badan Kesehatan Dunia tahun 2000 memperlihatkan Indonesia menempati urutan keempat jumlah penyandang diabetes terbesar di dunia sebanyak 8,4 juta, setelah India 31,7 juta, China 20,8 juta dan Amerika Serikat (17,7 juta).
Menurut dia, penyebab peningkatan jumlah diabetesi adalah karena kurangnya manajemen diri dari diabetesi.
Ia mengatakan, manajemen diri diabetes merupakan keterlibatan pasien terhadap seluruh aspek dalam penyakitnya, berupa diet, olah raga atau aktivitas fisik, pengobatan dan pemantauan kadar glukosa dalam darah, demikian Xinhua melaporkan.
(R029/G003)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016