New York (ANTARA News) - Saham-saham AS bergerak lebih tinggi lagi pada Selasa (Rabu pagi WIB), dengan Dow Jones Industrial Average naik untuk hari ketujuh berturut-turut -- termasuk empat rekor penutupan beruntun -- didukung saham-saham energi dan teknologi setelah harga minyak melonjak.

Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir pada rekor tertinggi untuk empat sesi berturut-turut, meninggalkannya dalam jarak kian dekat dari batas psikologis 19.000 poin, karena para investor menyambut "rebound" kuat dalam harga minyak setelah Donald Trump memenangkan pemilihan presiden.

Pada penutupan, indeks Dow Jones Industrial Average naik 54,37 poin atau 0,29 persen menjadi berakhir di 18.923,06 poin. Indeks S&P 500 naik 16,19 poin atau 0,75 persen menjadi ditutup pada 2.180,39 poin, dan indeks komposit Nasdaq melonjak 57,23 poin atau 1,10 persen menjadi 5.275,62 poin.

Sebuah "rebound" yang kuat dalam harga minyak mendorong sentimen investor. Harga minyak melonjak pada Selasa setelah selama tiga sesi mencatat kerugian, dengan minyak mentah AS dan minyak mentah Brent melonjak hampir enam persen, karena pasar melihat peningkatan peluang bagi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk mencapai kesepakatan pembekuan produksi pada akhir bulan ini.

Terangkat oleh melonjaknya harga minyak, sektor energi melompat 2,68 persen pada Selasa sebagai pencetak kenaikan terbesar dalam sepuluh sektor S&P 500.

Data-data ekonomi AS yang dirilis pada Selasa juga tampak positif. Departemen Perdagangan AS mengumumkan bahwa estimasi awal penjualan ritel AS untuk Oktober naik 0,8 persen dari bulan sebelumnya menjadi 465,9 miliar dolar AS, di atas perkiraan pasar 0,6 persen.

"Konsumen kembali. Penjualan ritel hampir tidak meningkat pada Juli dan Agustus, tetapi September direvisi dari lemah menjadi kuat dan Oktober adalah gangbusters. Akibatnya, perkiraan PDB kami direvisi dari 0,5 persen menjadi 1,2 persen," kata Chris Low, kepala ekonom di FTN Financial.

Sementara itu, setelah kenaikan 0,2 persen pada September, harga impor AS naik 0,5 persen pada Oktober, juga mengalahkan konsensus pasar, Departemen Tenaga Kerja melaporkan pada Selasa.

"Minyak mentah telah menjadi bagian penting, (dan) hasil bukan merupakan merupakan bagian tidak penting, tetapi karena Anda dan saya membahas di luar pandangan kamera, ini adalah kenangan samar-samar tentang apa yang terjadi setelah pemilihan Ronal Regan," legenda pedagang lantai Bursa Efek New York, Arthur Cashin, mengatakan kepada CNBC, Selasa.

Saham-saham AS menyaksikan ayunan liar di sekitar hari pemilihan negara itu, dengan Dow mencatat kenaikan beruntun tujuh hari pada Selasa menyusul kerugian beruntun tujuh hari beruntun dalam 14 sesi terakhir.

Analis memperkirakan bahwa kemenangan Trump mungkin memiliki implikasi yang luas di berbagai bidang, termasuk perdagangan, pajak dan kebijakan luar negeri, di antara yang lain-lainnya.

Wall Street diuntungkan dari sikap anti-regulasi Trump versus Clinton. Clinton memiliki beberapa langkah-langkah pemilihan yang dipandang sebagai merugikan Wall Street seperti menaikkan pajak keuntungan modal, pengaturan lebih lanjut dan pajak transaksi perdagangan frekuensi tinggi, Brendan Ahern, kepala investasi dari perusahaan dana AS Kraneshares mengatakan.

"Selama beberapa minggu ke depan pasar akan mempertimbangkan bagaimana kebijakan Presiden AS terpilih Trump akan berbeda dari retorika kandidat Trump. Sering terdapat disparitas antara keduanya seperti sering ada gerakan menuju pandangan sentris," kata Ahern.

Pemilihan Ronal Regan memiliki satu bulan madu, tetapi kemudian segala sesuatunya tidak bekerja untuk delapan bulan berikutnya, kata Arthur Cashin.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016