"Kita akan memperkuat Masyarakat Ekonomi ASEAN agar kawasan ini bisa menjadi daerah tujuan menarik bagi investasi," kata Mardiasmo saat membawakan pidato kunci dalam pertemuan ASEAN Finance Ministers Investors Seminar (AFMIS) Ke-11 di Jakarta, Selasa.
Penguatan ekonomi regional tersebut, menurut Mardiasmo, bisa melalui pembenahan infrastruktur untuk konektivitas, mendorong peran UMKM, serta menghilangkan hambatan dalam perdagangan untuk produktivitas barang serta jasa.
"ASEAN juga telah membuat kerangka kerja regulasi untuk memberikan perlindungan bagi investor, membuka sektor tertentu bagi investasi asing, dan memberikan transparansi bagi kebijakan investasi," katanya.
Indonesia, menurut Mardiasmo, telah memperkuat fundamental ekonomi dan melakukan reformasi struktural yang bersinergi dengan negara ASEAN lainnya agar integrasi dapat berjalan lebih kuat dan fondasi ekonomi regional tidak rapuh dalam menghadapi tekanan global.
Vice Minister of Finance Vietnam Hoang Anh Tuan Do menambahkan bahwa negaranya juga telah melakukan reformasi struktural agar bisa memberikan manfaat bagi masyarakat dan penguatan ekonomi kawasan Asia Tenggara secara keseluruhan.
"Fokus Vietnam adalah mendorong investasi dan mengatasi tantangan di ASEAN dengan memperbaiki sistem jalan tol (highway) hingga 2020, membangun kereta cepat dan menyiapkan SDM yang berkualitas," ungkapnya.
Selain itu, menurut dia, perdagangan maupun investasi intra-ASEAN juga harus diupayakan antarnegara Asia Tenggara agar kawasan ini bisa memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global yang saat ini sedang dilanda kelesuan.
"Perdagangan dan investasi intra-ASEAN penting dilakukan antaranggota. Kami setuju dengan usulan untuk menghilangkan hambatan tarif karena itu kunci untuk mewujudkan perdagangan barang dan jasa. Kerja sama sektor finansial juga penting diupayakan," kata Hoang Anh.
Senior Minister of State for Finance and Law Singapura Indranee Rajah menambahkan bahwa kawasan ASEAN bisa menjadi mesin pertumbuhan global karena memiliki bonus demografi yang luar biasa serta mampu menjadi daerah tujuan investasi potensial.
"Yang terpenting adalah bagaimana membuat lingkungan bisnis yang memadai agar potensi ekonomi bisa tercapai. Hal ini tidak sulit dilakukan karena ASEAN telah memiliki stabilitas makro yang kuat serta mitra dagang yang potensial, seperti Tiongkok, India, dan Jepang," katanya.
Rajah menjelaskan bahwa negaranya telah berupaya memperbaiki kinerja ekonomi dan membenahi iklim berusaha, salah satunya dengan mendorong penggunaan sistem teknologi digital untuk memperkuat kerja sama perdagangan internasional maupun investasi.
"Singapura telah menyiapkan ekonomi untuk masa depan dan kami mencoba untuk memenuhi permintaan untuk mengembangkan sistem teknologi informasi. Ini adalah area baru untuk penguatan perdagangan dan investasi, serta kesempatan yang baik untuk dikembangkan," ujarnya.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016