Jakarta (ANTARA News) - Penguatan ekonomi umat Islam di tengah masyarakat urban (perkotaan) bisa diwujudkan dalam berbagai sektor usaha, antara lain dalam bentuk pengembangan bisnis restoran yang kini menjamur di berbagai sudut kota.
"Pembangunan umat harus menyeluruh. Selain penguatan di sisi keilmuan dan keislaman, penguatan di sisi ekonomi adalah hal yang tidak bisa diabaikan," ujar Prof Dr Dede Rosyada MA, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah kepada pers di Jakarta, Selasa.
Dr Dede mengemukakan, penguatan sektor ekonomi umat dengan mengembangkan bisnis restoran di daerah perkotaan sangat prospektif, terutama karena makanan adalah kebutuhan dasar dan masyarakat perkotaan cenderung menyukai makan di restoran.
Dalam perspektif yang lebih luas, menurut dia, situasi saat ini malahan mengharuskan kesiapan umat dan bangsa Indonesia untuk berkompetisi dengan masyarakat ekonomi dari negara-negara lain yang tergabung dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Pikiran senada terkait penguatan ekonomi umat Islam juga dipaparkan oleh pengusaha Chairul Tanjung ketika ia melakukan launching Restoran "Kangkung Bakar Bintaro" di Bintaro Jakarta pada 13 November 2016.
Kedatangan Chairul di acara launching restoran baru itu tidak lain karena pemilik restoran adalah penulis buku "Chairul Tanjung Si Anak Singkong". Buku itu ditulis oleh Tjahja Gunawan Diredja yang baru saja mengundurkan diri sebagai wartawan dari salah satu harian terkemuka di Indonesia.
Bagi Chairul, saat ini banyak kalangan kelas menengah yang masuk dan menekuni bisnis restoran. Kecenderungan seperti ini adalah akibat gaya hidup kelas menengah yang berubah.
"Dulu ibu-ibu senang masak dan bapak-bapaknya juga senang makan di rumah. Tapi sekarang ini, karena suami istri bekerja dan tak punya waktu makan di rumah, akhirnya pertemuan mereka dilakukan saat tak bekerja dan memilih keluar rumah untuk makan bersama di restoran," katanya.
Ia juga mengemukakan, akibat urbanisasi, bisnis restoran di daerah perkotaan amat menjanjjikan, sehingga banyak orang berlomba-lomba membuka bisnis tersebut. Persaingan pun marak. Kompetisi antara satu restoran dengan restoran lain pun berjalan dengan menarik.
Dalam kaitan dengan bisnis restoran yang menjamur itu, Chairul berpandangan bahwa faktor terpenting dan utama adalah "taste" (rasa)nya.
"Jika yang dijual menu andalannya kangkung bakar misalnya, maka taste-nya harus lebih enak dari restoran yang lain. Taste inilah poin pertama yang harus diperhatikan dalam bisnis restoran," ujarnya.
Faktor kedua yang harus dipertimbangkan adalah lokasi. Lokasi adalah faktor yang amat menentukan dalam membuka bisnis restoran. Selain itu, soal harga menjadi faktor penentu lainnya, dalam pengertian harganya harus cukup bersaing.
Selanjutnya adalah soal kenikmatan di restoran. Kenikmatan itu terutama menyangkut soal kebersihan. "Jangan sampai di restoran banyak lalat dan binatang yang akan mengganggu orang menikmati makanan," ujar dia.
Pewarta: Aat Surya Safaat
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016