"Teman saya CEO perusahaan terkemuka mengatakan saat ini sangat sulit untuk mencari karyawan-karyawan untuk menduduki posisi manajerial, karena lulusan perguruan tinggi saat ini memang lebih suka berkreasi menjadi wirausaha," kata Andy di Jakarta, Selasa.
Andy mengatakan penguasaan teknologi terutama internet dan keahlian di bidang-bidang tertentu membuat generasi muda sekarang ini tidak suka untuk duduk di belakang meja sebagai karyawan, mereka ingin ide-ide kreatif dimanfaatkan masyarakat.
Banyaknya anak-anak muda saat ini sejak di bangku pekuliahan sudah mencoba-coba berbagai usaha, sehingga saat lulus mereka sudah berhasil, bahkan ada yang sudah diterima pekerjaan satu minggu kemudian sudah keluar, jelas Andy.
Hal ini juga terlihat saat peluncuran terbitan ke-2 Majalah Paraf pada Selasa (14/11) yang dihadiri para pekerja di industri kreatif yang seluruhnya ternyata memang berasal dari kalangan muda, beberapa diantaranya bahkan baru lulus perkuliahan 1-2 tahun lalu.
Seperti Desy Bachir pendiri Avenue Indonesia yang meninggalkan karirnya di Unilever kemudian menekuni karirnya sebagai konsultan pemasaran melalui jaringan media, serta menjadi penyiar radio.
Begitu juga dengan Ernanda Putra dari Makna Creative yang lebih menekuni karir di bidang grafis melalui media sosial, karirnya diawali dari postingan di Instagram yang ternyata banyak yang menyukai karya-karyanya.
Pendiri Paraf, Ben Soebiakto mengatakan, Paraf merupakan publikasi hasil kerja sama antara sejumlah pelaku dan peminat industri kreatif dan media.
Buku tahunan tersebut di dalamnya berisi tulisan-tulisan mengenai perjalanan dan perkembangan para pelaku industri kreatif di Indonesia. Buku ini ditujukan bagi mereka yang sedang merintis atau sedang mempersiapkan diri menjadi wirausaha di bidang kreatif.
"Kami sengaja menyerap seluruh inspirasi para pelaku industri kreatif yang disajikan secara teliti sehingga dapat memberi manfaat bagi para pembaca," ujar Ben.
Edisi ke-2 Paraf menampilkan perjalanan panjang Tex Saverio yang sukses membangun rumah mode serta Mira Lesmana yang berhasil menyemarakkan perfilman nasional melalui karya-karyanya.
Di bidang lain ditampilkan David Tarigan yang menggagas Irama Nusantara yang bidangnya mengumpulkan seluruh lagu-lagu nusantara sejak tahun 1902 hingga kini, serta berbagai tulisan lainnya, jelas Ben.
Pewarta: Ganet Dirgantoro
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016