Samarinda (ANTARA News) - Hujan deras mewarnai prosesi pemakaman Intan Olivia (2,5), korban bom di Gereja Oikumene, Kelurahan Sengkotek, Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
Sebelum diberangkatkan menuju peristirahatan terakhir di pemakaman Kristen Putaq, Desa Lua Duri Ilir, Kecamatan Loa Duri, Kabupaten Kutai Kartanegara, pada Selasa siang, jenazah Intan Olivia disemayamkan di rumah duka di Jalan Jati 3, RT 27, Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Samarinda Seberang.
Sebelum pemberangkatan, terlebih dahulu dilaksanakan prosesi yang dihadiri Pangdam VI Mulawarman Mayor Jenderal TNI Johny L Tobing, Kapolda Kaltim Inspektur Jenderal Polisi Safaruddin, Wakil Gubernur Kaltim Mukmin Faisyal, sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat di daerah itu serta ratusan pelayat dari berbagai elemen masyarakat.
Diiringi puluhan kendaraan, baik roda dua maupun roda empat jenazah Intan Olivia diberangkatkan menuju pemakaman Kristen Putaq, Desa Loa Duri Ilir, Kabupaten Kutai Kartanegara, yang berjarak sekitar 10 kilometer dari rumah duka.
Dengan pengawalan ketat personel Polri dan TNI, iring-iringan jenazah disambut duka cita yang mendalam di sepanjang jalan yang dilalui.
Pengamanan ketat terlihat di setiap sudut jalan yang dijaga sejumlah personel kepolisian bersenjata laras panjang.
Di Simpang Tiga Loa Janan atau wilayah berbatasan Kota Samarinda dengan Kabupaten Kutai Kartanegara, pengamanan iring-iringan jenazah korban bom Gereja Oikumene terlihat semakin ketat dengan kian banyaknya personel kepolisian yang berjada di sepanjang jalan.
Bahkan, sekitar satu kilometer dari lokasi pemakaman, sejumlah personel Brimob bersenjata laras panjang terlihat bersiaga di setiap lorong dan semak-semak termasuk di kebun milik warga.
Hujan deras disertai petir tidak menyurutkan ratusan pelayat yang menghantar Intan Olivia menuju peristrahatan terakhir.
Bahkan di tengah derasnya hujan yang mengguyur, Pangdam VI Mulawarman Mayor Jenderal TNI Johny L Tobing terlihat langsung memimpin prosesi pemakaman korban bom Gereja Oikumene tersebut.
Sementara, walaupun raut wajahnya terlihat menyimpan duka yang mendalam, namun Diana Susan Br Sinaga, ibunda Intan Olivia, terlihat berupaya tegar menyaksikan anaknya dimasukkan ke liang lahat.
Usai prosesi pemakaman, ratusan pelayat menyampaikan duka yang mendalam kepada Diana Susan Br Sinaga.
Kapolda Kaltim Inspektur Jenderal Polisi Safaruddin saat memberi sambupatan menyatakan, kematian Intan Olivia murni tindakan kriminal yang dilakukan oleh teroris.
Polisi kata Safaruddin, masih terus melakukan penyelidikan dengan memeriksa 19 orang saksi termasuk terduga pelaku bernama Juhanda.
"Percayakan kepada kami (Polri) dan saya minta kepada seluruh masyarakat agar terus menjaga toleransi sebab tindakan ini murni kriminal yang dilakukan oleh teroris," tegas Safaruddin.
Sementara, VI Mulawarman Mayor Jenderal TNI Johny L Tobing menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Intan Olivia pada ledakan bom di Gereja Oikumene tersebut.
TNI kata Johny L Tobing, akan membantu kepolisian dalam memerangi terorisme di Indonesia.
"Tentu, kita mengutuk perbuatan keji ini dan kami (TNI) akan selalu mendukung langkah kepolisian dalam memeringi aksi terorisme. Tapi, memberantas terorisme tidak bisa hanya dilakukan Polri dan TNI, tetapi semua masyarakat harus bersatu-padu melawan tindakan yang mengancam persatuan dan kesatuan itu," tegas Johny L Tobing.
Ledakan bom terjadi di Gereja Oikumene di Jalan Cipto Mangunkusumo RT 03, Nomor 37, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, pada Minggu pagi sekitar pukul 10. 15 Wita, menyebabkan lima orang terluka, empat diantaranya menderita luka bakar serius dan langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah IA Moeis Samarinda Seberang.
Empat korban terluka yang dirawat di RSUD IA Moes yang merupakan balita tersebut yakni, Intan Olivia (2,5), Alvaro Aurelius Tristan Sinaga (4), Triniti Hutahaya (3) serta Anita Kristabel Sihotang (2).
Sementara, terduga bernama Juhanda berhasil ditangkap warga saat hendak melarikan diri dengan cara berenang di Sungai Mahakam.
Dua balita yang menderita luka bakar cukup parah yakni Intan Olivia dan Triniti Hutahaya pada Minggu sore (13/11) sekitar pukul 16. 15 Wita dirujuk ke RSUD AW Syahranie.
Pada Senin pagi, Intan Olivia Marbun meninggal dunia akibat mengalami luka bakar hingga 78 persen.
Pewarta: Amirullah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016