Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Selasa sore bergerak melemah sebesar 34 poin menjadi Rp13.384, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.350 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa dolar AS diperdagangkan mulai terbatas terhadap sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah seiring dengan investor melakukan beberapa posisi ambil untung.
"Mata uang AS masih mendapatkan sentimen positif dari kemenangan Donald Trump setelah menang dalam pemilihan presiden AS," katanya.
Ia menambahkan bahwa investor mengatisipasi presiden AS terpilih akan mendorong inflasi dan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat, sebuah kondisi yang akan mendorong kenaikan suku bunga bank sentral AS dalam waktu dekat.
"Keyakinan inflasi yang lebih tinggi telah mendominasi sentimen pasar, memberi tenaga pada dolar AS terhadap mata uang dunia," katanya.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa dolar AS masih terapresiasi, masih dilatarbelakangi harapan kebijakan fiskal ekspansif yang akan ditempuh oleh Presiden Trump.
Di sisi lain, lanjut dia, harga komoditas yang masih di bawah level 45 dolar AS sebagai level psikologis juga masih membayangi laju mata uang komodtas. Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Selasa (15/11) sore ini berada di posisi 44,49 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi 45,47 dolar AS per barel.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.338 dibandingkan Senin (14/11) Rp13.358.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016