Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember turun 2,6 dolar AS, atau 0,21 persen, menjadi menetap di 1.221,70 dolar per ounce.
Dolar AS secara tak terduga naik tajam pada Senin, mencapai tertinggi 11-bulan. Banyak investor percaya bahwa Presiden AS terpilih Donald Trump akan memiliki dampak positif pada peraturan-peraturan perbankan dan penguatan ekuitas perbankan memberikan dukungan terhadap dolar AS.
Indeks dolar AS naik 0,86 persen menjadi 100,07 pada pukul 18.40 GMT. Indeks adalah ukuran dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama. Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.
Pasar ekuitas AS juga naik, dengan Dow Jones Industrial Average menambahkan 11 poin, atau 0,06 persen pada pukul 18.45 GMT.
Para analis mencatat bahwa ketika ekuitas membukukan kerugian maka logam mulia biasanya naik, karena investor mencari tempat yang aman, sebaliknya ketika ekuitas AS membukukan keuntungan maka logam mulia biasanya turun.
Menurut analis mencatat bahwa sementara sangat sedikit berita pada Senin selain penguatan dolar AS, sejumlah besar laporan ekonomi akan dirilis pekan ini.
Laporan penjualan ritel akan diumumkan pada Selasa, indeks harga produsen dan laporan produksi industri dirilis pada Rabu (16/11), indeks harga konsumen, rumah baru dibangun (housing starts), klaim pengangguran mingguan, Survei Prospek Bisnis Federal Reserve Philadelphia akan dirilis pada Kamis (17/11), dan beberapa pejabat Federal Reserve dijadwalkan berbicara pada Jumat (18/11)
Perak untuk pengiriman Desember turun 48,9 sen, atau 2,81 persen, menjadi ditutup pada 16,893 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 9,6 dolar AS, atau 1,02 persen, menjadi ditutup pada 933,60 dolar AS per ounce.
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016