Padang (ANTARA News) - Sebanyak 78 siswa SMK Dhuafa Padang, Kamis, melaporkan adanya kecurangan dalam pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di SMKN 5 Padang, sekolah yang mereka tumpangi selama mengikuti ujian akhir itu.
Ke-78 siswa yang melaporkan temuannya itu kepada Dinas Pendidikan Nasional Sumatera Barat, bahkan memilih mogok dan berhenti mengikuti UN di SMKN 5 Padang karena merasa tidak nyaman.
"Kami tidak mau ikut UN, karena merasa tidak nyaman dan terganggu, karena terjadi kebocoran soal," kata Nur Afni, siswa kelas III Jurusan Otomotif SMK Dhuafa ketika berdialog dengan Wakil Kepala Dinas Pendidikan Nasional Sumbar, sekaligus
Ketua Pelaksaan UN Sumbar, Jasrial.
Nur Afni mendatangi dinas pendidikan setempat bersama 77 temannya mengadukan sejumlah temuan kecurangan yang terjadi sewaktu pelaksanaan UN di SMKN 5 Padang.
Menurut dia, para guru SMKN 5 telah melakukan kecurangan dengan memberitahukan jawaban soal kepada para siswanya yang mengikuti UN.
Para guru itu, kata dia, memberikan jawaban soal dengan cara menyelipkannya pada baju seragam siswa, maupun di kartu pengenal ujian.
Guru SMKN 5, katanya, juga menuliskan jawaban soal UN di dinding toilet sekolah, selanjutnya para siswa secara bergantian mendatangi kamar kecil dengan alasan buang air kecil untuk mendapatkan jawaban soal ujian.
Kondisi itu, menurut Nur Afni, sangat mengganggu konsentrasi dia dan sejumlah teman lainnya dalam melaksanakan ujian. Cara-cara itu, memicu siswa SMK Dhuafa yang menumpang ujian di SMK 5 pada hari kedua UN Rabu (18/4), memilih keluar dari ruangan dan tidak mengikuti ujian.
Pada hari ini Kamis (19/3) mereka kembali memilih tidak ikut ujian Bahasa Inggris, guna melaporkan temuan itu ke Dinas Pendidikan Prov. Sumbar.
Sebelumnya temuan itu dilaporkan ke Dinas Pendidikan Nasional Kota Padang, namun tidak ditanggapi, hingga akhirnya datang ke Dinas pendidikan Nasional Provinsi Sumbar.
"Kami hanya ingin keadilan, dan tidak rela akhirnya siswa SMK 5 itu, lulus karena dengan cara-cara curang," kata Nur Afni dengan mata berkaca-kaca dan tanpa sedih itu.
Siswi berjilbab itu tidak sanggup menahan air matanya ketika menceritakan kecurangan yang terjadi itu, di hadapan sejumlah pejabat pada instansi pendidikan dan sejumlah wartawan.
Menanggapi kondisi itu, Kepala Dinas Pendidikan Nasional Sumbar, Jasrial mengatakan, akan menindaklanjuti masalah tersebut, dengan mengumpulkan sejumlah data di lapangan.
"Kita memiliki tim independen dan panitia ujian, kami akan mengkaji dan melaporkan persoalan ini ke Pemerintah Pusat (Mendiknas), dan keputusan tergantung pusat," katanya.
Ketika ditanya jika sejumlah guru itu terbukti melakukan kecurangan, dia hanya menyatakan, persoalan pemecatan dan pemindahan sepenuhnya diserahkan ke kabupaten/kota setempat.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007