Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) akan meningkatkan pengawasan dalam rangka mengantisipasi aksi transaksi "short selling" oleh investor menyusul pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang cenderung menurun.

"Kita tingkatkan pengawasan agar investor tidak melakukan transaksi short selling. Biasanya, ada sejumlah investor yang memanfaatkan kondisi penurunan saham dengan melakukan transaksi itu," kata Direktur Perdagangan dan Pengawasan Anggota Bursa Hamdi Hassyairbainni di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan bahwa dalam peraturan BEI, transaksi "short selling" tidak diperkenankan selain dalam rangka menjalankan ketentuan. Meski BEI belum menemukan transaksi "short selling", bursa akan tetap memantau kemungkinan tersebut.

Transaksi short selling merupakan transaksi penjualan efek dimana efek dimaksud tidak dimiliki oleh penjual pada saat transaksi dilaksanakan.

Direktur Utama BEI Tito Sulistio menambahkan bahwa pengawasan transaksi saham di dalam negeri akan lebih ketat dibandingkan sebelumnya agar Anggota Bursa (perusahaan sekuritas) tidak melakukan hal-hal yang tidak diperbolehkan di pasar modal, seperti "shor selling".

"Dalam keadaan sekarang jangan sampai terjadi spekulasi besar-besaran yang bisa menjadikan investor melakukan transaksi short selling, investor lain bisa menjadi panik, karena itu pengawasan ditingkatkan," katanya.

Meski pasar saham di dalam negeri sedang dilanda gejolak, Tito Sulistio mengatakan bahwa pihaknya tidak melakukan intervensi di pasar saham domestik dan tidak mengubah peraturan yang ada.

"Sampai sekarang bursa tidak mencoba intervensi, karena untuk jangka panjang dampaknya akan negatif kalau diintervensi. Sampai saat ini, BEI juga tidak mengeluarkan kebijakan baru atau yang diubah. Intervensi baru dilakukan jika IHSG turun 10 persen per hari," kata Tito Sulistio.

Ia mengharapkan para investor untuk tidak panik, mengingat penurunan saham-saham di dalam negeri bukan disebabkan oleh kondisi sentimen domestik yang negatif, namun karena ketidakpastian dari hasil pemilu presiden AS yang diluar dugaan investor.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016