Canberra (ANTARA News) - Panglima TNI, Marsekal TNI Djoko Suyanto, mengatakan TNI dan Angkatan Bersenjata Australia (ADF) tidak melancarkan operasi bersama secara spesifik menjelang penyelenggaraan KTT Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Sydney September mendatang.
Menjawab pertanyaan ANTARA di Canberra, Kamis, tentang adanya kekhawatiran sementara pihak di Australia terhadap upaya-upaya penyelundupan senjata dari utara menjelang penyelenggaraan KTT APEC, Djoko Suyanto menjelaskan kerjasama pertahanan kedua negara bersifat luas dan tidak terkait secara spesifik dengan "event-event tertentu", termasuk APEC.
"Kita lebih mengarah kepada 'strategic planning and very broad planning' (perencanaan strategis dan sangat luas-red.) di dalam beberapa area. Jadi tidak spesifik menjelang APEC atau event-event lainnya."
"Tidak juga hanya terkait dengan bagaimana mengamankan perbatasan kedua negara, tapi bagaimana kita menjalin latihan bersama, meningkatkan rasa saling percaya antara kedua angkatan bersenjata, dan patroli bersama di tempat masing-masing. Kemudian pertukaran perwira, lebih ke arah situ, tidak ke hal yang sangat khusus," katanya.
Sebelumnya, awal pekan ini, Partai Buruh Australia meminta pemerintah Perdana Menteri (PM) John Howard agar mewaspadai penyelundupan senjata melalui perairan utara negara itu, menjelang KTT APEC di Sydney yang akan dihadiri para pemimpin dari 21 ekonomi anggota forum itu.
"Kewaspadaan itu penting, terlebih Australia akan menjadi tuan rumah APEC yang akan berlangsung di Sydney, pada September," kata juru bicara Partai Buruh untuk Urusan Kepabeanan, Keadilan, dan Keamanan Dalam Negeri, Arch Bevis.
Bevis mengatakan permintaan Partai Buruh terhadap pemerintah didasarkan pada temuan tiga kotak berisi masing-masing enam granat berpeluncur roket (RPG) di daerah pantai Negara Bagian Queensland baru-baru ini.
Ia mengatakan temuan itu merupakan peringatan keras bagi pemerintah tentang perlunya mengambil tindakan lebih serius untuk melindungi keamanan wilayah perbatasan.
Dalam beberapa tahun terakhir ribuan kapal memasuki perairan utara Australia secara ilegal untuk menangkap ikan dan hanya kurang dari sepuluh persen saja yang dapat ditangkap, kata Bevis.
"Ancaman penangkapan ikan secara ilegal itu saja sudah cukup buruk, namun penyelundupan senjata meningkatkan ancaman itu ke tingkat yang baru," ujarnya menambahkan.
Kelompok-kelompok teroris di Filipina seperti Abu Sayyaf sering memakai RPG dalam aksinya karena amunisi jenis ini dapat dibeli di pasar-pasar senjata gelap, kata Bevis.
Sejauh ini, Presiden Amerika Serikat George W. Bush, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Hu Jintao termasuk di antara para pemimpin ekonomi anggota APEC yang sudah masuk daftar kepala negara yang akan datang ke KTT Sydney. (*)
Copyright © ANTARA 2007