Padang (ANTARA News) - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berjanji mempercepat pembangunan lima Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dalam 23 bulan dari yang dijadwalkan sebelumnya 30-36 bulan.Pembangunan lima PLTU yang merupakan bagian dari program pembangkit listrik 10.000 MegaWatt (MW) itu dipercepat agar pengoperasiannya juga bisa lebih cepat, kata Dirut PLN Eddie Widiono di Padang, Kamis."Agar percepatan bisa terwujud, PLN siap menawarkan dengan beberapa opsi insentif kepada kontraktor. Misalnya dalam bentuk bonus tunai (cash bonus)," kata Eddie Widiono usai peletakan batu pertama renovasi SDN 06 Sumani Solok yang rusak akibat gempa bumi. Pembangkit batubara yang mendapat prioritas dipercepat pengoperasiannya, menurut Eddie, adalah PLTU yang kontrak pembangunannya sudah ditandatangani Maret 2007. Pada Maret lalu, PLN telah menandatangani kontrak engineering, procurement, and construction (EPC) atas lima PLTU yaitu Suralaya 1x625 MW dengan kontraktor CNTIC China, Labuhan 2x316 MW dengan Chengda, Indramayu 3x330 MW dengan Sinomach, PLTU Paiton 1x660 MW dengan Harbin Power dan PLTU Rembang 2x316 MW dengan Zelan. Eddie mengatakan, sesuai kontrak pembangunan antara PLN dengan para kontraktor pembangkit dari China tersebut disepakati, pembangunan pembangkit kelas 300 MW dikerjakan dalam kurun waktu 30 bulan dan 36 bulan untuk kelas 600 MW. Sementara di China, pembangunan pembangkit kelas 300 MW bisa rampung dalam waktu 23 bulan. "Targetnya pembangkit kelas 300 MW sudah bisa beroperasi sebelum Pemilu 2009. Tetapi jika memungkinkan yang kelas 600 MW diharapkan juga bisa rampung bersamaan," katanya. Ia menegaskan, rencana percepatan pengoperasian PLTU tetap mengikuti sistem regulasi dan standarisasi yang berlaku, sehingga kualitas pembangkit tidak mengalami penurunan meskipun waktu pengerjaannya lebih singkat. Mengenai pemberian insentif, menurut Eddie, PLN harus mendapat izin terlebih dahulu dari pemerintah. "Insentif bonus tunai itu baru merupakan opsi, bisa saja insentif yang diberikan bentuknya berbeda," katanya. Sementara untuk lima Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) lainnya yang juga masuk dalam program pembangkit 10.000 MW di Jawa, tiga sudah dalam tahap evaluasi hasil tender, yaitu PLTU Teluk Naga (Banten) 3x300 MW, Pacitan (Jatim) 2x300 MW, dan Pelabuhan Ratu (Jabar) 3x300 MW. Ia menargetkan, bulan April ini juga pemenang tendernya sudah bisa diumumkan. Dua proyek pembangkit listrik lagi yakni PLTU Tanjung Jati Baru 1x600 MW di pantai utara Jateng dan PLTU Tanjung Awar-Awar 2x300 MW di Tuban, Jatim, menurut Eddie, masih menghadapi sejumlah masalah. PLTU Awar-Awar kemungkinan ditender ulang karena terkendala penyediaan lahan serta kepastian pendanaan dari China. Sedangkan PLTU Tanjung Jati Baru sedang dikaji untuk memindahkan lokasinya dari Jepara ke Cilacap, Jateng, katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007