Jakarta (ANTARA News) - Bencana banjir pada Senin merendam ribuan rumah di Karawang dan Kota Tangerang, Jawa Barat seiring dengan meningkatnya curah hujan.
"Di Karawang banjir disebabkan meluapnya Sungai Citarum dan anak-anak sungai yang ada, sedangkan di Kota Tangerang disebabkan luapan dari Kali Angke dan drainase yang ada," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencna (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho lewat keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan penyempitan tiang jembatan Kali Cirinjing, Karawang, dan sampah yang menyumbat drainase menyebabkan air tidak mampu mengalir. Selain itu, banyaknya permukiman yang berkembang di dataran banjir menyebabkan ribuan rumah terendam banjir.
Banjir di wilayah Kabupaten Karawang, kata dia, meluas sejak Jumat (11/11) hingga Senin dan merendam pemukiman warga. Menurut Sutopo, pendataan masih terus dilakukan.
Banjir di Desa Telukbuyung, Karawang, menggenangi 678 rumah, dua masjid, dua sekolah dan tujuh mushola. Sedangkan di Kompleks Perumahan Bintang Alam terdapat 650 rumah terendam banjir dengan 450 kepala keluarga (997 jiwa) terdampak.
Sementara itu, banjir merendam ribuan rumah di Kota Tengerang akibat meluapnya Kali Angke pada Minggu (13/11) pukul 22.00 WIB. Atas bencana itu, Kali Angke Hulu ditetapkan siaga II atau kritis.
Hingga Senin pukul 04.00 WIB, status sungai Kali Angke tetap Siaga II dengan tinggi muka air 295 centimeter. Selanjutnya pada Senin dini hari sejumlah wilayah terdampak banjir seperti di bantaran sungai di Duri Kosambi, Rawa Buaya, Kedoya Selatan, Kedoya Utara, Cengkareng Timur dan Cengkareng Barat.
Berdasarkan laporan dari BPBD Kota Tangerang banjir terjadi setidaknya di tujuh titik lokasi, yaitu Larangan Utara, Ciledug Indah, Karang Tengah, "Flyover" Cibodas, Kelurahan Alam Jaya, Periuk Jaya dan Perumahan Total Persada. Di perumahan Total Persada, sebagian warga RW 07 dan RW 08 mengungsi di GOR setempat.
"BPBD Kabupaten Karawang dan BPBD Kota Tangerang melakukan evakuasi, pemantauan dan pendataan," katanya.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2016