Fuzhou, Tiongkok (ANTARA News) - Indonesia memiliki peranan penting dan dapat memanfaatkan pengembangan pariwisata di jalur sutra maritim (JSM) abad 21 Tiongkok, kata Direktur Pusat Informasi Administrasi Nasional Pariwisata Tiongkok (CNTA) Cai Jiacheng.
"Indonesia memiliki keunikan tersendiri sebagai salah satu tujuan wisata global, khususnya bagi negara-negara di sepanjang jalur sutra maritim abad 21," katanya dalam perbincangan dengan Antara di Fuzhou, Minggu (13/11) malam.
Ia menuturkan Indonesia memiliki banyak keragaman budaya, alam yang unik dan atraktif, yang dapat menjadi unggulan tersendiri untuk menjadi negara tujuan wisata dunia.
"Hanya saja, Indonesia harus membenahi sejumlah infrastruktur, membangun konektivitas yang baik dengan sejumlah negara lainnya, khususnya di negara-negara di sepanjang jalur sutra maritim abad 21," kata Cai Jiacheng.
Ia mengemukakan pentingnya Indonesia memberikan layanan prima kepada wisatawan.
"Intinya, Indonesia harus benar-benar dapat memberikan layanan maksimal, mulai dari kemudahan visa, dan infrastruktur yang memadai, termasuk konektivitas, guna makin menarik minat wisatawan datang ke Indonesia, terutama turis negara-negara di sepanjang jalur sutra maritim," ujarnya.
Cai mengatakan melalui negara-negara ASEAN, seperti Indonesia, Thailand, dan Singapura, wisatawan Tiongkok dapat mengunjungi negara-negara lainnya.
"Karenanya, Tiongkok membuka jalur ke ASEAN, termasuk Indonesia karena posisinya yang strategis dan dapat mendukung pengembangan pariwisata di jalur sutra maritim 21. Ini juga memberikan keuntungan besar bagi Indonesia," katanya.
Pariwisata memainkan peran yang semakin penting dalam pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Sektor pariwasata menyumbang sekitar 10,8 persen dari total pertumbuhan PDB dan 10,2 persen dari kerja nasional tahun lalu.
CNTA menargetkan 137 juta wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Tiongkok pada 2016, atau naik 2,5 dbandingkan tahun sebelumnya.
Jumlah pendapatan yang ditargetkan dari kedatangan turis mancanegara tersebut, sebesar 121 miliar dolar AS atau naik 6,5 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Karena itu Tiongkok serius menggarap sektor pariwisata, mulai dari pengemasan destinasi, konektivitas, penggunaan teknologi informasi untuk pemasaran serta promosi, dan lain-lain. Termasuk menggarap pariwsata di kota-kota di Tiongkok yang berada di jalur sutra maritim abad 21," tutur Cai.
Indonesia, menurut dia, dapat memanfaatkan pula pengembangan pariwisata jalur sutra maritim abad 21 terlebih Indonesia unik dan menarik untuk dikunjungi.
Hubungan antarmasyarakat kedua bangsa antara Indonesia dan Tiongkok akan semakin erat dengan kerja sama pariwisata yang semakin baik.
Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok dan Mongolia Soegeng Rahardjo mengakui Indonesia memang masih harus banyak berbenah jika ingin memanfaatkan turis Tiongkok yang besar.
"Indonesia juga harus mengikuti kecenderungan pasar untuk menggarap pasar Tiongkok lebih banyak lagi. Kita telah melakukan beberapa terobosan untuk menggarap pasar Tiongkok, tetapi masih banyak yang perlu dibenahi," katanya.
Festival Kedua Internasional Pariwisata Jalur Sutra Maritim dihadiri sejumlah perusahaan pelaku industri pariwisata, biro perjalanan wisata, sejumlah perwakilan negara sahabat di Tiongkok dan pemerintah daerah di Tiongkok, yang berada di sepanjang jalur sutra maritim abad 21.
Pewarta: Rini Utami
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016