New York (ANTARA News) - Berbagai kalangan di Amerika Serikat mengakui bahwa Indonesia masih menjadi contoh negara yang sukses mengembangkan kerukunan beragama, kendati masih banyak pertanyaan menyangkut pelaksanaan hak asasi manusia serta adanya kelompok-kelompok ekstrem yang selalu memaksakan kehendak. Demikian kesimpulan hasil kunjungan lima tokoh agama Indonesia ke New York dan Washington pada 10-18 April 2007 dalam rangka bertemu dengan berbagai kalangan keagamaan, pemerintahan dan lembaga swadaya masyarakat AS untuk berdialog tentang demokrasi dan masyarakat majemuk di Indonesia. "Pada umumnya mereka mengakui Indonesia sebagai contoh kerukunan beragama. Mereka mengatakan perlu belajar dari Indonesia. Islam di Indonesia juga dilihat mereka berbeda dengan Islam di Timur Tengah," kata kepala rombongan pemuka agama, Richard Daulay kepada ANTARA, di New York, Rabu. Tim pemuka agama tersebut terdiri dari Pdt Richard Daulay (Sekjen Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia-PGI), Pdt Izaac W.J. Hendriks (Ketua PGI Wilayah Maluku), Abdul Mu`ti (mantan ketua PP Muhammadiyah dan saat ini anggota Kelompok Penasehat Islam Indonesia-Inggris), Philip K. Widjaja (Ketua Walubi Jawa Timur) serta Romo Ignatius Ismartono (salah satu pendiri Masyarakat Dialog Antar-agama). Dalam pertemuannya dengan berbagai pihak di AS, tim pemuka agama itu menurut Richard, paling banyak mendapat pertanyaan antara lain soal HAM, Poso, dan kelompok ekstrem agama. "Tapi kita katakan bahwa demokrasi dan penegakan HAM sudah banyak kemajuan. Para pimpinan berbagai agama juga dengan sukarela rajin berdialog, demikian juga di tingkat "akar rumput"," kata Richard. "Yang masih menjadi kelemahan adalah penegakan hukum oleh negara," tambahnya. Pada intinya, para pemuka agama Indonesia menyampaikan bahwa situasi di Indonesia relatif baik. "Tidak separah yang diberitakan CNN," kata Richard. Selama di New York, tim pemuka agama dari Indonesia antara lain bertemu dengan National Council of Churches of Christ in the USA (NCCCUSA), Interfaith Center New York; melakukan dialog antar-agama dengan masyarakat Indonesia di KJRI-New York; serta mengunjungi Masjid Indonesia Al Hikmah di New York. Di Washington, tim antara lain bertemu dengan US Commission on Internatinonal Religious Freedom, Interfaith Conference of Metropolitan Washington, Human Rights Watch, US Institute of Peace, Institute of Religion and Public Policy, US COnference of Catholic Bishop, Office of the International Religious Freedom-Deplu AS serta Masyakat AS-Indonesia (Usindo). (*)
Copyright © ANTARA 2007