Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemerintah tidak memberikan target atas kelulusan Ujian Nasional (UN), namun diperkirakan untuk tahun ini tingkat kelulusan akan mencapai 92 persen rata-rata secara nasional.
"Perkiraannya dengan tingkat kesulitan lima (angka kelulusan 5) dan tiap tahun jenis ujiannya ditingkatkan, dengan semangat belajar yang ada diperkirakan tingkat kelulusan 92 persen secara nasional rata-rata", kata Wapres seusai meninjau pelaksanaan UN di tiga SMA di wilayah Jakarta Timur, Kamis.
Pada kesempatan itu Wapres meninjau pelaksanaan UN di SMAN 21 Jalan Tanah Mas, SMA II Fransiscus Jalan Bangunan Barat dan SMA Muhammadiyah 11 Jalan Balai Pustaka.
Menurut Wapres, pemerintah tidak memberikan target karena jika diberikan target artinya akan memaksa siswa. Karena itu, tambahnya, sebenarnya berapa pun tingkat kelulusan yang ada, maka kondisi itu akan diterima oleh pemerintah.
Wapres mengakui bahwa pelaksanaan UN kali ini berjalan lancar dan tertib.
"Yang paling menggembirakan semangat ketekunan ujian begitu baik karena sebelumnya dimulai dengan keseriusan belajar," kata Wapres didampingi Mendiknas Bambang Sudibyo serta Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso.
Dengan keseriusan dan ketekunan tersebut, Wapres mengharapkan hasil ujiannya akan memberikan nilai yang bagus pada mutu pendidikan nasional.
Ketika ditanya adanya beberapa kasus "kebocoran" soal UN, Wapres mengatakan bahwa setiap isu seperti itu selalu ada. Namun, katanya, sebagian besarnya hanyalah penipuan.
"Bahwa kemungkinan ada, yaa sejak tahun 50-an selalu saja hal-hal tidak sempurna, tidak bisa 100 persen sempurna, tetapi jauh lebih baik sekarang ini," kata Wapres.
Wapres mencontohkan saat ini ada larangan keras untuk membawa telepon genggam. Selain itu, dilakukan pengawasan yang berlapis-lapis seperti pengawas sekolah, pengawas dari sekolah lain dan pengawas independen.
Namun memang ada pelanggaran seperti itu, lanjut Wapres, dan pemerintah akan mengeceknya dan pasti akan memberikan sanksi kepada yang melakukannya. (*)
Copyright © ANTARA 2007