Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 47,90 poin (5,17 persen) menjadi 878,31.
Analis Reliance Securities Lanjar Nafi di Jakarta, mengatakan naiknya dolar AS terhadap sebagian besar mata uang di negara berkembang setelah harga minyak turun hingga kembali di bawah 45 dolar AS per barel, menjadi alasan investor untuk mengamankan asetnya yang ditempatkan di saham.
"Pesimisme investor melihat pelemahan nilai tukar rupiah menjadi salah satu faktor yang menekan IHSG," kata .
Selain itu, lanjut dia, faktor Pilpres Amerika Serikat yang mengejutkan pelaku pasar karena di luar ekspektasi membuat pasar semakin khawatir mengenai kebijakan ekonomi AS ke depannya.
Di tengah kondisi yang cenderung negatif, ia mengatakan, investor asing kembali melakukan aksi lepas saham di dalam negeri. Berdasarkan data BEI, pelaku pasar asing membukukan jual bersih sebesar Rp2,463 triliun pada akhir pekan ini.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan, Nurhaida menilai pergerakan IHSG tidak terlepas dari pengaruh yang terjadi di pasar modal seluruh dunia.
"Pasar modal di seluruh dunia sifatnya sudah saling terkoneksi. Kalau kita lihat dampak perkembangan global memang berpengaruh pada negara di emerging market, saya rasa semua negara berpengaruh, tidak terkecuali Indonesia," ujarnya.
Sementara itu frekuensi perdagangan saham di pasar reguler BEI mencapai 433.312 kali transaksi dengan total jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 10,118 miliar lembar saham senilai Rp10,108 triliun.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016