Jakarta (ANTARA News) - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dijadwalkan meresmikan Kawasan Industri Kendal (KIK) di Jawa Tengah pada Senin (14/11).
"Insyaallah, Bapak Jokowi dan PM Singapura akan hadir dan meresmikan karena sudah dijadwalkan. Saat ini, kami melihat kesiapannya sudah cukup baik, tinggal mematangkan lagi rundown pelaksanannya," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto lewat siaran pers di Jakarta, Kamis.
Airlangga menyampaikan hal tersebut saat meninjau kesiapan peresmian Kawasan Industri Kendal di Jawa Tengah, hari ini.
Diketahui, kawasan ini merupakan usaha patungan antara Graha Buana Cikarang, anak perusahaan PT Jababeka Tbk dengan perusahaan asal Singapura Sembcorp Development Indonesia Pte. Ltd., anak perusahaan Sembawang Development Ltd.
Pada kesempatan tersebut, Airlangga didampingi Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Imam Haryono, Dirjen Industri Agro Panggah Susanto serta Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Harjanto. Selain itu, turut hadir Presiden Direktur KIK Ling Poon Lim dan Direktur KIK Hyanto Wihadhi.
Airlangga menggelar rapat koordinasi dengan jajaran perusahaan, pemerintah daerah, dan pihak keamanan sekaligus mengecek langsung lokasi acara dan fasilitas-fasilitas di KIK.
Ia menyatakan, pengembangan KIK merupakan pertanda baik bagi upaya pertumbuhan dan pemerataan ekonomi dan industri nasional, yang sejalan dengan semangat Nawa Cita yang diemban pemerintahan Jokowi-JK.
Pasalnya, di pulau Jawa, selama ini kawasan industri berpusat di Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur.
“Maka kami harapkan, melalui KIK, akan terjadi pemerataan ekonomi dan industri di Jawa Tengah sehingga mobilitas dan produktivitas masyarakat setempat bisa berjalan karena di kawasan ini cukup banyak industri padat karya,” paparnya.
Airlangga menyampaikan, dalam waktu satu tahun ini, sudah ada 20 investor yang menanamkan modalnya di KIK dengan total nilai investasi sebesar Rp 4,3 triliun dan akan menyerap tenaga kerja sebanyak 4.000 orang. “Dari segi kawasan, kami menargetkan, sekitar 100 hektar bisa dibagi untuk 50 perusahaan dan serapan tenaga kerjanya mencapai 500 ribu orang,” ungkapnya.
Sementara itu, Hyanto mengatakan, pelaku industri yang saat ini sudah berinvestasi di KIK berasal dari Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Jepang dengan berbagai sektor seperti furnitur, makanan, dan baja. Perusahaan-perusahaan tersebut, di antaranya PT Tat Wai Industries, PT APP Timber, PT Praya, PT Ganda Sugih Arthaboga dan Steel Fabricator Company. Target investor sektor lainnya, yakni industri elektronika, otomotif, dan kimia dasar.
Hyanto menambahkan, KIK yang berlokasi di Kecamatan Kaliwungu dan Brangsong, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah ini memiliki total lahan untuk tahap pertama seluas 996,4 hektar dengan dilengkapi fasilitas dan infrastruktur pendukung.
Di sekitar kawasan telah terintegrasi pelabuhan laut Kendal yang sesuai dengan masterplan Pelabuhan Tanjung Mas dan stasiun kereta api sehingga memudahkan proses pengiriman dan penerimaan barang.
Di samping itu, selain diisi dengan industri, kawasan ini akan dibangun perumahan dan tempat komersial dalam beberapa tahap. Bahkan, juga direncanakan memiliki beberapa kluster industri seperti Fashion City, Food City, Furniture Hub, dan Building Material Zone. Setiap kluster ini akan terdiri dari perusahaan dari berbagai tahap proses produksi, mulai dari proses bahan baku hingga desain produk serta produksi dan pemasaran produk yang telah jadi.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016