Yangoon (ANTARA News) - Perdana Menteri (PM) Myanmar, Soe Win, akan segera memasuki masa pensiun lantaran alasan kesehatannya yang semakin menurun, demikian seorang nara sumber pemerintah setempat mengatakan, Rabu. Menteri Penerangan Mynamar, Brigadir Jendral Kyaw Hsan, telah membenarkan pada acara temu pers baru-baru ini bahwa Jendral Soe Win kini sedang menjalani sejumlah tes kesehatan yang merupakan masalah kesehatan yang umumnya yang dialami oleh orang seusianya. Seandainya Soe Win meletakkan jabatannya, maka kemungkinan besar Letnan Jedral Thein Sein, yang selama ini menjabat posisis sebagai sekertaris I dari Dewan Pembangunan dan keamanan Negara (SPDC) dari pemerintahan Myanmar akan menjadi menjadi penggantinya. Sebelum Soe Win dilantik menjadi Perdana Menteri pada Oktober 2004, Jendral usia lanjut itu dikenal sebagai tokoh yang berperan penting dalam menangani para pengunjuk rasa pada tahun 1988 dan menempatkan pasukan di universitas Yangoon dan wilayah sekitar Rumah Sakit Umum Pusat Ranggoon . Soe Win juga pemegang komando militer divisi Sagaing pada saat tokoh pejuang demokrasi Aung San Su Kyii dengan partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) melakukan aksi massa, kemudian dikepung di distrik Depeyin . Su Kyi ditahan setelah kejadian itu dengan tuntutan melakukan suasana resah dan kini berada dalam tahanan rumah di Yanggon, sejak saat itu. Jabatan PM bukanlah suatu jabatan pemegang kekuasaan tertinggi di Myanmar, karena pemegang posisis itu masih berada dibawah SPDC yang diketuai oleh Jendral Than Shwe. Rumor yang berkembang akhir-akhir ini mengatakan Than Shwe, 74, dalam keadaan kristis kesehatannya namun hal itu terbukti tidak benar sama sekali. Dalam penampilannya yang amat jarang didepan publik jendral berusia lanjut itu tampil memimpin uspacara parade Angakatan Bersenjata baru-baru ini yang diadakan setiap tahun, pada tanggal 27 Maret . Pada upacara itu, Than Shwe tampak berdiri dibawah terik matahari selama lebih dari satu jam lamanya dan tidak memperlihatkan tanda-tanda seseorang yang kondisi kesehatan yang menurun sama sekali, demikian Reuters. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007