New York (ANTARA News) - Konsul Jenderal (Konjen) RI di New York Abdul Kadir Jaelani berpendapat bahwa pemerintahan baru Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump akan tetap berupaya meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat.

"Kami yakin bahwa pemerintahan Amerika Serikat yang mendatang akan terus berusaha meningkatkan hubungan bilateral Indonesia-AS yang sudah ada, misalnya di bidang ekonomi, politik, sosial budaya, termasuk people-to-people contact," kata Abdul Kadir Jaelani di New York, Kamis.

Menurut dia, Pemerintah AS di bawah kepemimpinan siapa pun akan tetap melihat Indonesia sebagai mitra strategis, tidak hanya dalam konteks kerja sama bilateral, tetapi juga dalam kerja sama regional.

"Kami yakin siapa pun presiden AS akan tetap memandang Indonesia sebagai mitra strategis, tidak hanya dalam konteks kerja sama bilateral, tetapi juga Indonesia memiliki arti khusus di kalangan regional, maksud saya di Asia Tenggara," ujar dia.

Di samping itu, lanjut Kadir, Pemerintah Amerika Serikat juga menyadari bahwa Indonesia adalah salah satu pemain kunci di tingkat global yang dapat bermitra dengan AS untuk membentuk suatu tatanan internasional yang lebih aman dan damai.

Dia menilai bahwa hubungan Indonesia dan AS semasa pemerintahan Presiden Barack Obama adalah yang terbaik sepanjang sejarah hubungan kedua negara.

"Paling tidak Obama menerapkan kebijakan baru, di mana dia berusaha menarik peran penting di Asia, lalu ada kemitraan strategis Indonesia dan Amerika yang juga sudah ditandatangani dan dibentuk semuanya," kata dia.

"Jadi saya rasa harapan kita adalah pemerintahan AS yang mendatang justru melanjutkan hubungan yang sudah baik adanya ini dan dapat ditingkatkan lebih jauh," ujar Konjen RI di New York.

Sebelumnya, Trump menang dalam pemilihan presiden AS dengan perolehan suara elektoral (electoral votes) jauh di atas lawannya Hillary Clinton - kandidat presiden dari Partai Demokrat.

Donald Trump dari Partai Republik pun menjadi presiden AS ke-45 yang baru terpilih.

Hillary unggul dalam perolehan suara rakyat (popular votes) dalam hasil akhir penghitungan suara pada Rabu pagi.

Akan tetapi, pemilihan presiden di Amerika Serikat ditentukan bukan oleh "popular votes" melainkan "electoral votes".

Namun demikian, Hillary Clinton dalam pidato konsesinya (pidato pengakuan) mengajak semua pihak menerima hasil pemilu dan mendukung presiden AS yang baru terpilih, Donald Trump.

"Semalam saya mengucapkan selamat kepada Donald Trump. Saya berharap semoga dia menjadi presiden yang baik. Kita harus menerima hasil (pemilu) ini dan menatap ke masa depan," ujar Hillary.

Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016