Pakar pemikiran Islam modern itu, diminta memaparkan materi sekaligus ceramah dengan judul membangun kebersamaan dalam keberagaman di hadapan jemaat Kristen GKST, di Palu, Kamis.
Abidin, yang juga ketua Majelis Ulama Indonesia Kota Palu itu mengatakan, kebersamaan antar sesama manusia dan antar sesama pemeluk agama perlu dijaga dan dikembangkan sebaik mungkin, agar kehidupan terjalin dan teruwud secara harmonis sehingga tidak ada pemeluk agama yang terganggu.
Menurut dia pemeluk agama perlu mengedepankan etika untuk menjaga kebersamaan dalam kehidupan ini, yaitu menghargai dan menjunjung tinggi keyakinan pemeluk agama lain beserta kitab suci yang dipedomani pemeluk agama lain itu.
"Dalam kebersamaan kita perlu untuk saling menghargai, menjunjung tinggi harkat dan martabat sesama manusia, jangan kita saling menggunjing, menghina, serta mengutuk seseorang hanya karena berbeda keyakinan," ujarnya.
Ia menegaskan bahwa sesama pemeluk agama tidak boleh mengedepankan fanatik agama dalam berbuat suatu kebaikan dalam kehidupan sosial, sekaligus suatu perbuatan kebaikan cenderung dipengaruhi oleh pemahaman agama.
"Baik dan buruk telah diatur agama, namun hal jangan sampai kita sesama pemeluk agama membawa fanatisme kita yang berlebihan dalam kehidupan sosial. Jangan sampai kita mau menolong orang dilihat dari agamanya, itu pemahaman yang keliru," sebutnya.
Lebih lanjut dia berharap Sidang Sinode ke-46 GKST di Palu dapat terselenggarakan dengan baik serta menghasilkan sutau terobosan yang berdampak pada peningkatan kerukunan antar umat beragama.
Menurut dia pemeluk agama perlu mengedepankan etika untuk menjaga kebersamaan dalam kehidupan ini, yaitu menghargai dan menjunjung tinggi keyakinan pemeluk agama lain beserta kitab suci yang dipedomani pemeluk agama lain itu.
"Dalam kebersamaan kita perlu untuk saling menghargai, menjunjung tinggi harkat dan martabat sesama manusia, jangan kita saling menggunjing, menghina, serta mengutuk seseorang hanya karena berbeda keyakinan," ujarnya.
Ia menegaskan bahwa sesama pemeluk agama tidak boleh mengedepankan fanatik agama dalam berbuat suatu kebaikan dalam kehidupan sosial, sekaligus suatu perbuatan kebaikan cenderung dipengaruhi oleh pemahaman agama.
"Baik dan buruk telah diatur agama, namun hal jangan sampai kita sesama pemeluk agama membawa fanatisme kita yang berlebihan dalam kehidupan sosial. Jangan sampai kita mau menolong orang dilihat dari agamanya, itu pemahaman yang keliru," sebutnya.
Lebih lanjut dia berharap Sidang Sinode ke-46 GKST di Palu dapat terselenggarakan dengan baik serta menghasilkan sutau terobosan yang berdampak pada peningkatan kerukunan antar umat beragama.
Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016