Tokyo (ANTARA News) - Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dijadwalkan akan bertemu presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump pekan depan di New York, ungkap pejabat, Kamis, setelah perundingan via telepon antara keduanya menyusul kemenangan sang miliarder dalam pemilu presiden yang mengejutkan.
Abe dan Trump berbicara selama 20 menit dan secara tentatif menetapkan tanggal 17 November untuk pertemuan mereka, tak lama sebelum Abe pergi ke Peru untuk menggelar KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), ungkap pejabat Kementerian Luar Negeri Jepang kepada AFP.
Selama kampanye pemilunya, Trump mengejutkan Jepang dengan meminta negara itu untuk mengeluarkan lebih banyak dana guna membantu biaya penempatan pasukan AS.
Dia bahkan menyatakan bahwa Jepang bisa menjadi negara berkekuatan nuklir agar dapat melawan negara tetangganya Korea Utara, yang berulang kali meluncurkan uji coba nuklir dan rudal balistik sehingga menuai kecaman internasional dan memicu sanksi PBB.
Pernyataan tersebut mengejutkan banyak pihak di Jepang, satu-satunya negara di dunia yang pernah diserang dengan senjata nuklir.
Trump juga menolak kesepakatan perdagangan bebas Kemitraan Trans-Pasifik (Trans-Pacific Partnership/TPP) yang didorong oleh Presiden Barack Obama dan yang diharapkan Abe dapat diratifikasi parlemennya segera.
Abe memberi selamat kepada Trump tak lama setelah kemenangannya pada Rabu, berjanji bahwa kedua negara akan tetap mempertahankan kemitraan mereka, menyebutnya sebagai “sekutu yang tak tergoyahkan.”
Saat berbincang di telepon, Abe "berbicara tentang pentingnya hubungan bilateral dan aliansi Jepang-AS," di mana dia menekankan hal itu mendasari kedamaian dan stabilitas kawasan Asia-Pasifik, kata pejabat kementerian luar negeri.
Trump menanggapinya dengan harapan untuk memperkuat hubungan AS-Jepang lebih jauh, kata pejabat itu.
Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016