Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore bergerak melemah sebesar 35 poin menjadi Rp13.117, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.082 per dolar AS.
"Rupiah diperdagangkan di area negatif terhadap dolar AS merespon hasil pemilu presiden AS," ujar analis dari Danareksa Sekuritas, Lucky Bayu Purnomo di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan bahwa pelaku pasar cenderung khawatir terhadap Donald Trump, sebagai pemenang pemilu, yang kurang merespon kondisi ekonomi global yang cenderung masih mengalami perlambatan.
"Dalam kampanyenya, Donald Trump sempat menyampaikan AS akan menahan kerja sama dengan negara berkembang," katanya.
Kendati demikian, menurut dia, adanya intervensi dari Bank Indonesia membuat mata uang rupiah tidak tertekan lebih dalam yang dapat mengganggu aktivitas usaha di dalam negeri.
Ia menambahkan bahwa kondisi ekonomi Indonesia yang masih mengalami pertumbuhan, diharapkan kembali direspon positif oleh pelaku pasar uang di dalam negeri.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa reaksi pasar akan kemenangan Donald Trump ternyata tidak seburuk ekspektasi sebelumnya. Dolar AS yang diprediksi akan anjlok, ternyata mengalami penguatan terhadap sejumlah mata uang dunia.
Untuk saat ini, lanjut dia, perhatian pasar kembali terfokus pada potensi kenaikan suku bunga AS oleh The Fed yang sedianya akan dirilis pada Desember 2016 mendatang.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.084 dibandingkan Selasa (8/11) Rp13.090.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016