Itu kenapa kemarin sudah saya tandatangani Perpres-nya Komite Nasional Syariah ..."

Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia berpotensi membangun ekonomi syariah dengan lebih besar mengingat menjadi negara berpenduduk Muslim terbanyak di dunia.

"Dengan jumlah seperti itu, seharusnya kita bisa mengembangkan ekonomi syariah kita dengan baik. Bisnis syariah kita dengan baik," ujar Presiden dalam sambutannya saat Musyawarah Nasional ke-8 Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Balai Kartini, Jakarta, Rabu.

Menurut Presiden, jumlah ekonomi syariah Indonesia masih terbilang kecil dibanding negara Asia Tenggara lain, seperti Malaysia.

Indonesia baru mengerjakan bisnis syariah dengan total lima persen dibandingkan Malaysia yang mencapai 30-35 persen, ujar Presiden Jokowi.

"Perbankan, misalnya, kita baru memiliki 12 bank umum syariah, pasar modal. Penerbitan sukuk kita juga masih sekitar Rp132 triliun, masih kecil," kata Presiden.

Presiden Jokowi menilai pembangunan bisnis syariah masih besar di Indonesia, termasuk di bidang perbankan, asuransi, pariwisata maupun kuliner.

"Itu kenapa kemarin sudah saya tandatangani Perpres-nya Komite Nasional Syariah yang moga-moga dengan ini, dan saya menjadi ketua pembinanya di situ, langsung Insya Allah nanti dengan menggerakkan unit ekonomi kita akan semakin baik," demikian Presiden Joko Widodo.

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016