"Sangat memprihatinkan sekali, tetapi masih bisa digunakan untuk kepentingan-kepentingan TNI AU," kata Haryono saat meninjau pangkalan udara itu, Rabu.
Walau memprihatinkan, namun keberadaan pangkalan udara TNI AU tipe D itu, penting untuk mendukung operasionalisasi Komando Operasi TNI AU.
Selain itu, dengan panjang landasan 1.300 meter dan lebar 30 meter, pangkalan udara TNI AU yang juga dioperasikan untuk kepentingan sipil juga dirasakan penting untuk menjaga potensi dirgantara di wilayah Maluku Tenggara, Kota Tual, Maluku Tenggara Barat, dan Kepulauan Aru.
Karena itu, dia telah memerintahkan Komandan Pangkalan Udara TNI AU Dumatubun, Letnan Kolonel Penerbang Hantarno Sasmoyo, menjaga aset yang dibangun Jepang sejak 1942 itu. Pangkalan udara itu pernah berperan penting saat operasi pembebasan Irian Barat pada 1961-1962, dan Haryono pernah bertugas di sana 15 tahun lalu.
Selain Pangkalan Udara TNI AU Dumatubun, dia juga meninjau Bandara Karel Sasuit Tubun, di Desa Ibra, Kecamatan Kei Kecil, Maluku Tenggara, yang merupakan bandara baru pengganti Bandara Dumatubun. Panjang landasan pacu Bandara Karel Sasuit Tubun itu 1.600 meter dan lebar 30 meter.
Haryono dan rombongan tiba di Pangkalan Udara TNI AU Dumatubun memakai Boeing B-737-300 dari Skuadron Udara 5 TNI AU yang sehari-hari berpangkalan di Pangkalan Udara Utama TNI AU Hasanuddin, Makassar.
Ini juga ujicoba pendaratan dengan pesawat berbadan lebar. Sebelum dia, uji coba memakai Boeing B-737-300 Surveillance TNI AU itu juga dilakukan di Bandara Karel Sasuit Tubun, dengan pilot-in-command Kolonel Penerbang Benny Arfan, yang juga menjabat kepala Dinas Operasi Pangkalan Udara Utama TNI AU Hasanuddin.
Arfan mengoperasikan pesawat terbang militer itu bersama Komandan Skuadron Udara 5, Letnan Kolonel Penerbang Akal Juang, pada 4 November 2016.
"Dengan uji coba pendaratan dua pesawat Boeing TNI AU ini, tentu akan menarik perhatian maskapai penerbangan untuk mengoperasikan pesawat berbadan lebar, termasuk untuk melakukan penerbangan langsung dari Maluku Tenggara menuju Makassar," katanya.
Menurutnya, kondisi bandara Ibra dengan berbagai fasilitas penerbangan lengkap sangat memungkinkan untuk melayani penerbangan langsung Langgur-Makassar, tanpa perlu melalui Kota Ambon sebagai ibu kota provinsi Maluku.
"Dengan uji coba pendaratan dua pesawat Boeing TNI AU ini, tentu akan menarik perhatian maskapai penerbangan untuk mengoperasikan pesawat berbadan lebar, termasuk untuk melakukan penerbangan langsung dari Maluku Tenggara menuju Makassar," katanya.
Menurutnya, kondisi bandara Ibra dengan berbagai fasilitas penerbangan lengkap sangat memungkinkan untuk melayani penerbangan langsung Langgur-Makassar, tanpa perlu melalui Kota Ambon sebagai ibu kota provinsi Maluku.
Pewarta: Jimmy Ayal
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016